Hagia Sophia

31 May 2023

Hasil Survei: Banyak Warga Indonesia Lebih Pilih Rokok Dibanding Makanan Bergizi

Ilustrasi stunting. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Diego Cerro Jimenez)

Siapa menyangka, sejumlah kasus stunting di Indonesia rupanya berhubungan dengan keluarga perokok. Pasalnya mengacu pada data, banyak warga di Indonesia lebih rela mengeluarkan uang untuk membeli rokok daripada untuk bahan makanan bergizi.

Stunting dipahami sebagaj kondisi panjang atau tinggi badan seseorang yang kurang dari normal berdasarkan usia dan juga jenis kelamin. Kejadian stunting menunjukkan status gizi yang kurang (malnutrisi) dalam jangka waktu yang lama (kronis) mulai dari masa kehamilan sampai usia anak 24 bulan (2 tahun) atau 60 bulan (5 tahun).

Pada 2022, stunting di Indonesia berada di angka 21 persen, turun dari tahun sebelumnya yaitu 24,3 persen. Meski demikian, angka ini masih jauh dari target eliminasi kasus hingga prevalensinya menyentuh 14 persen pada 2024.

Berdasarkan data dari Pusat Kajian Jaminan Universitas Indonesia (PKJS-UI), kejadian stunting pada anak yang berasal dari keluarga perokok, 15,5 persen lebih tinggi dibandingkan anak dari keluarga non-perokok.

Hal tersebut sejalan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan pengeluaran rumah tangga tertinggi merupakan rokok kretek filter, kedua setelah beras.

"Walaupun secara data setelah beli beras, beli rokok. Tetapi kan makanan kita bukan hanya beras," kata anggota Komnas Pengendalian Tembakau Tubagus Haryanto Karbiyanto, dalam webinar Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Selasa (30/5/2023).

"Ada protein, ada telur, ada daging, dan sebagainya," lanjutnya.

Selain kekurangan gizi, spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Feni Fitriani Taufik, SpP(K), menyebut anak yang menjadi perokok pasif (secondhand atau thirdhand smoke) juga berpotensi mengalami stunting. Sebab, pertumbuhan organ tubuh anak, khususnya paru-paru mengalami hambatan.

"Kalau efek akutnya, mudah terjadi ISPA, batuk berulang, meningkatkan risiko terkena asma," ujar dr Feni.

"Apapun yang masuk ke paru dan berpotensi ke perkembangan, itu akan menjadi masalah di kemudian hari," lanjutnya.

Berikut adalah data pengeluaran rumah tangga di perkotaan dan perdesaan BPS Maret 2022:
  1. Beras
  2. Rokok
  3. Daging ayam ras
  4. Telur ayam ras
  5. Mie instan
  6. Gula pasir
  7. Kopi bubuk dan kopi instan
  8. Roti
  9. Bawang merah
  10. Tempe
  11. Tahu
  12. Kue basah
  13. Lainnya
























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Warga RI Lebih Rela Keluar Duit buat Rokok ketimbang Telur, Begini Bahayanya"