Foto: Agung Pambudhy |
Kasus harian COVID-19 Indonesia di tengah merebaknya subvarian Omicron Arcturus diprediksi mencapai puncak dua hingga tiga pekan mendatang. Menurut Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi, estimasi para ahli menunjukkan kasus harian COVID-19 tidak melampaui lima ribu per hari. Bahkan, jauh di bawah itu.
Namun, para ahli epidemiologi menurut dr Nadia tengah kembali mempelajari kemungkinan kasus COVID-19 di puncak lebih tinggi dari yang semula diprediksi. Pasalnya, kasus COVID-19 sejak munculnya Arcturus kembali meningkat hingga menyentuh angka 2.647 di Rabu (3/5/2023).
"Biasanya 6-8 minggu setelah kita temukan , ini kan akhir Maret (ditemukan Arcturus), jadi kemungkinan puncaknya dua sampai tiga minggu ke depan apalagi ditambah arus balik," terang dr Nadia saat dihubungi detikcom Kamis (4/5/2023).
"Kemarin perkiraan kasus di 2000-3000 tapi per hari ini sudah dilaporkan sampai 2.600 ya. Ini sedang dilakukan analisa lagi oleh para ahli epidemiologi," lanjut dr Nadia.
Sejauh ini, gejala atau keluhan akibat COVID-19 varian Arcturus relatif ringan, meskipun ada gejala khas berupa mata merah. Kemenkes RI meyakini beban di fasilitas kesehatan tidak terlampau tinggi lantaran tren rawat inap atau keterisian BOR COVID-19 masih rendah.
Soal kasus kematian COVID-19 yang kembali meningkat di angka 37 kasus, dr Nadia menyebut didominasi kelompok berisiko seperti pengidap komorbid hingga usia lanjut. Masyarakat diimbau segera melanjutkan vaksinasi COVID-19 dengan dosis booster lanjutan untuk memperkuat tingkat antibodi yang mungkin anjlok pasca enam bulan.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kemenkes RI Prediksi Puncak Kasus COVID-19 Arcturus 2-3 Pekan Lagi!"