Roleplay saat ini sedang digandrungi anak-anak di media sosial, psikolog mengungkap risikonya. (Foto: Tangkapan layar viral/TikTok) |
Fenomena roleplay atau bermain peran di media sosial belum lama ini menjadi topik yang trending di jagat internet. Hal ini bermula dari sebuah cuplikan video yang diunggah ke platform TikTok.
Video tersebut memperlihatkan seorang ayah memperlihatkan putrinya yang bermain roleplay. Anak yang diketahui baru berusia 11 tahun itu ternyata melakukan roleplay tidak sesuai usianya dengan orang-orang yang tidak dikenal. Bahkan, dalam roleplay yang dimainkan bocah itu juga digambarkan seolah-olah sedang memiliki anak yang perannya dimainkan oleh pengguna TikTok lain.
Menyoroti fenomena itu, psikiater dr Lahargo Kembaren, SpKj mengungkapkan roleplay seperti yang dilakukan anak tersebut dapat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya.
"Pembentukan jati dirinya itu menjadi rusak karena yang tadinya harusnya sesuai dengan norma nilai tapi menjadi kacau, dan menimbulkan kebingungan terhadap masalah psikologisnya," ucapnya saat dihubungi detikcom, Minggu (18/6/2023).
dr Lahargo menjelaskan bermain roleplay sebenarnya tidak masalah. Hanya saja, jika dilakukan di platform media sosial dapat menimbulkan dampak kejiwaan.
"Dari aspek attachment, anak itu sangat bergantung pada figur bermakna di masa sebelumnya. Tentunya tidak baik bagi anak kalau attachment-nya dengan hal-hal imajinatif. Ini akan sangat berisiko untuk terjadinya suatu gangguan kejiwaan di kemudian hari," terangnya.
Sebaliknya, roleplay yang dilakukan di dunia nyata bisa memberikan efek positif ke perkembangan emosional dan mental anak.
"Roleplay yang paling baik sebenarnya kan di dunia nyata. Anak punya life skill, keterampilan hidup. Keterampilan hidup itu seperti bagaimana cara berinteraksi berkomunikasi dengan orang lain, bagaimana melakukan resolusi konflik, menghadapi tekanan dari teman sebaya, bagaimana berinteraksi, berbicara dengan orang lain. Itu kan yang paling baik dilakukan di dunia nyata," paparnya.
"Lebih banyak manfaat yang akan didapat ketika roleplay itu dilakukan di dunia nyata," tegasnya lagi.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Main Roleplay TikTok Bisa Ganggu Kejiwaan Anak, Lebih Baik Lakukan di Dunia Nyata"