Anna digambarkan sebagai sosok pekerja yang menerapkan WFH di tahun 2100. (Foto: Furniture@work) |
Sejak pandemi COVID-19 melanda, semua kegiatan dilakukan di rumah, termasuk juga bekerja atau work from home (WFH). Meski saat ini status kedaruratan sudah resmi dicabut oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebagian pekerja masih menerapkan WFH.
Baru-baru ini, sebuah penelitian menunjukkan dampak negatif jangka panjang dari WFH. Termasuk di antaranya postur tubuh yang membungkuk dan obesitas dalam waktu kurang dari 100 tahun.
Perusahaan furnitur Inggris Furniture@Work, menggambarkan seseorang yang sedang melakukan WFH pada tahun 2100. Model 3D yang bernama Anna ini terlihat sangat mengenaskan.
"Anna menampilkan banyak efek fisik karena penggunaan teknologi yang konsisten, paparan layar dan postur tubuh yang buruk, serta menyoroti potensi masalah kesehatan mental," jelas Furniture@Work dalam penelitian tersebut, dikutip dari NY Post, Minggu (18/6/2023).
Model ini dibuat karena tingkat WFH terus melonjak sejak pandemi.
Pew Research Center menemukan bahwa sebanyak 14 persen populasi AS bekerja dari rumah sepanjang waktu. Sementara itu, 28 persen di antaranya bekerja dengan jadwal hybrid.
Untuk menghasilkan Anna, Furniture@Work mereka juga berkolaborasi dengan pakar kesehatan untuk memeriksa efek kesehatan yang berpotensi 'merusak' akibat WFH.
Perusahaan tersebut kemudian meminta seorang desainer untuk membuat model 3D dari seseorang yang tubuhnya telah berevolusi. Model itu digambarkan sebagai pengguna laptop dan smartphone yang konsisten, postur tubuh yang buruk, dan pola makan yang tidak sehat.
Dikutip dari NY Post, berikut adalah 4 dampak kesehatan yang mengintai akibat WFH:
1. Postur Membungkuk
Salah satu efek dari WFH yang dijelaskan dalam penelitian ini adalah postur tubuh yang membungkuk. Ini merupakan hasil dari ketegangan leher dan punggung selama bertahun-tahun karena postur komputer yang buruk atau bekerja dari sofa serta tempat tidur.
"Kurangnya gerakan teratur dan inefisiensi ergonomis dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal," kata ahli bedah ortopedi Dr. LS Wang.
"Nyeri kronis dan kondisi degeneratif juga dapat muncul karena duduk terlalu lama dan postur tubuh yang tidak tepat (terutama saat tidak ada orang yang melihat)," sambungnya.
Pada bulan September 2022, sebuah survei terhadap pekerja Inggris menemukan bahwa 63,7 persen memiliki masalah punggung yang baru ditemukan sejak WFH.
2. Mata Merah
Selain badan yang membungkuk, Anna juga mengalami mata merah dan buram. Ini disebabkan kecenderungannya untuk bekerja tanpa pencahayaan yang tepat.
"Tanpa cahaya alami yang cukup atau lampu terang yang disediakan di kantor komersial, pekerja jarak jauh akan memberikan tekanan ekstra pada mata mereka yang dapat menyebabkan sakit kepala," tulis situs tersebut.
Guna mengurangi efek samping okular ini, pekerja jarak jauh harus menerapkan aturan 20-20-20. Dikutip dari Healthline, jika seseorang sudah menghabiskan waktu 20 menit untuk menatap layar, maka diharuskan untuk memalingkan muka pada objek yang berjarak 20 kaki (6 meter) dari mereka selama 20 detik.
3. Obesitas
Tergambar jelas dari postur tubuh Anna yang mengalami obesitas. Hal ini disebabkan oleh gaya hidup sedentari yang sering dilakukan oleh pekerja jarak jauh.
Bekerja dari kantor (WFO) mungkin tidak tampak seperti 'olahraga'. Tetapi WFO melibatkan perjalanan, berjalan ke ruang rapat, bangun untuk istirahat makan dan minum, dan aktivitas melawan lemak lainnya yang sering dihindari selama WFH.
Sebaliknya, sebuah studi dari Swedia menemukan bahwa kembali ke kantor terbukti sama-sama merugikan kesehatan seseorang.
"Perjalanan yang panjang ke tempat kerja dikaitkan dengan kurang aktif secara fisik, kelebihan berat badan, dan memiliki masalah tidur," tulis peneliti dari Stockholm University, yang mensurvei lebih dari 13 ribu orang Swedia berusia 16-64 tahun.
"Tergantung di mana kantor Anda berada, Anda mungkin juga cenderung minum (alkohol) berlebihan," lanjut peneliti tersebut.
Mereka menambahkan, orang-orang yang bekerja lebih dari 40 jam dan bepergian lebih dari lima jam setiap minggu lebih cenderung tidak aktif secara fisik dan mengalami masalah tidur. Tim peneliti membandingkannya dengan orang yang bepergian satu hingga lima jam seminggu.
4. Gangguan Kecemasan (anxiety)
Penelitian tersebut tidak hanya menggambarkan efek kesehatan WFH dari segi fisik, tetapi juga mental. Mereka mengklaim bahwa karyawan jarak jauh dapat mengalami kesepian, depresi dan gangguan kecemasan karena kehilangan interaksi sosial ketika berada di kantor.
Sebuah survei Jepang yang dilakukan selama puncak pandemi pada tahun 2020 menemukan bahwa 35 persen pekerja yang melakukan telecommuting mengalami kesehatan mental yang buruk akibat WFH.
Sementara itu, studi lain dari di tahun yang sama menemukan bahwa hampir 70 persen orang Amerika berjuang untuk mempertahankan 'work life balance' yang sehat saat bekerja dari jarak jauh. Polling tersebut juga mencatat 56 persen responden yang mengklaim bahwa mereka lebih stres tentang pekerjaan daripada saat mereka WFO.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Riset Ungkap Gambar Mengerikan Postur Tubuh Pekerja WFH di Masa Depan"