Hagia Sophia

19 June 2023

Nyaris 100 Orang Meninggal Dunia Akibat Gelombang Panas di India

Ilustrasi meninggal. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Artem_Furman)

Ada 96 orang tewas di dua negara bagian India selama beberapa hari terakhir menurut keterangan pejabat setempat pada Minggu (18/6/2023). Sebagian besar wilayah India saat ini dihantam gelombang panas amat terik.

Kematian terjadi di negara bagian utara Uttar Pradesh dan Bihar Timur. Pihak berwenang memperingatkan penduduk berusia di atas 60 tahun dan lainnya dengan berbagai penyakit komorbid, lebih baik berdiam diri di rumah pada siang hari.

Pasalnya, sebagian besar dari mereka yang meninggal berusia di atas 60 tahun dan memiliki penyakit penyerta, sehingga kondisi diperburuk oleh panas yang menyengat.

S. K. Yadav, seorang petugas medis di Ballia, mengatakan dalam tiga hari terakhir, sekitar 300 pasien dirawat di rumah sakit distrik karena berbagai penyakit yang diperparah gelombang panas.

Imbas gentingnya situasi, pihak berwenang menyediakan tempat tidur rumah sakit tambahan di bangsal darurat untuk menampung masuknya pasien.

Sebagian besar pasien yang dirawat berusia 60 tahun ke atas, menunjukkan gejala seperti berikut:
  • Demam tinggi
  • Muntah
  • Diare
  • Kesulitan bernapas
  • Masalah terkait jantung.
R.S. Pathak, warga Ballia yang kehilangan ayahnya pada hari Sabtu mengaku bahwa dia menyaksikan membludaknya pasien di bangsal darurat rumah sakit, saat dia merawat ayahnya.

"Ini tidak pernah terjadi di Ballia. Saya belum pernah melihat orang meninggal karena panas dalam jumlah yang begitu besar," katanya.

"Orang-orang takut keluar. Jalan dan pasar sebagian besar sepi."

Ballia, bersama dengan Uttar Pradesh tengah dan timur, saat ini bergulat dengan panas yang mencekam.

Pada hari Minggu, suhu mendidih menjadi 43 derajat Celcius, melebihi kisaran normal sebesar lima derajat. Kelembapan relatif tercatat sebesar 25 persen, mengintensifkan dampak panas.

Atul Kumar Singh, ilmuwan dari Departemen Meteorologi India, atau IMD, mengatakan suhu di seluruh wilayah India saat ini melampaui batas normal.

IMD mengeluarkan peringatan yang mengatakan kondisi gelombang panas akan berlangsung hingga 19 Juni di beberapa bagian Uttar Pradesh.

Menteri Kesehatan negara bagian itu, Brijesh Pathak, mengatakan bahwa mereka telah membuka penyelidikan atas penyebab kematian begitu banyak orang di Ballia.

Di Bihar timur, panas terik melanda sebagian besar negara bagian itu, menyebabkan 42 kematian dalam dua hari terakhir. Di dua rumah sakit ibu kota negara bagian Patna, tercatat 200 pasien mengidap diare dan muntah-muntah.

Patna mencatat suhu maksimum di 44,7 derajat Celcius pada hari Sabtu.

Bulan-bulan musim panas, April, Mei, dan Juni umumnya adalah yang terpanas di sebagian besar India, sebelum musim hujan membawa suhu lebih dingin.

Namun, suhu menjadi lebih intens dalam satu dekade terakhir. Selama gelombang panas, negara tersebut biasanya mengalami kekurangan air parah, dengan puluhan juta dari 1,4 miliar kesulitan mendapatkan air bersih.

Sebuah studi World Weather Attribution, kelompok akademik yang meneliti sumber panas ekstrem, menemukan bahwa gelombang panas yang membakar pada bulan April melanda sebagian Asia Selatan, setidaknya 30 kali lebih mungkin terjadi akibat perubahan iklim.
























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Gelombang Panas India Makin Mencekam, Nyaris 100 Orang Meninggal Dunia"