ilustrasi Singapura (Foto: Getty Images/Chris McGrath) |
Kasus bunuh diri di Singapura melonjak hampir 26 persen tahun lalu ke level tertinggi dalam lebih dari dua dekade.
Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (1/7/2023), tingkat bunuh diri di antara kaum muda berusia 10-29 tahun dan orang tua berusia 70-79 tahun sangat memprihatinkan, kata pusat pencegahan Samaritans of Singapore (SOS) dalam siaran pers tahunannya yang berisi statistik tentang kasus bunuh diri.
Sebanyak 476 orang bunuh diri pada tahun 2022, "kematian bunuh diri tertinggi yang tercatat sejak tahun 2000", naik dari 378 tahun sebelumnya, demikian rilis SOS.
"Melihat peningkatan angka bunuh diri yang belum pernah terjadi sebelumnya di Singapura ini sangat memilukan," kata Jared Ng, psikiater veteran dan konsultan kesehatan mental.
"Peningkatan ini melukiskan gambaran tentang tekanan mental yang tak terlihat yang merasuki masyarakat kita, terutama di kalangan kaum muda dan lansia," imbuhnya.
"Sangat penting bagi kita untuk tetap waspada terhadap masalah mendesak yang terus berdampak besar pada kesehatan mental, seperti isolasi sosial dan kesepian," ujarnya.
Bunuh diri "tetap menjadi penyebab utama kematian remaja berusia 10-29 tahun selama empat tahun berturut-turut", terhitung 33,6 persen dari semua kematian dalam kelompok usia tersebut, menurut rilis itu.
Sebanyak 125 orang dari kelompok usia tersebut bunuh diri pada tahun 2022, naik 11,6 persen dari 112 tahun sebelumnya.
Artikel ini telah tayang di news.detik.com dengan judul "Bunuh Diri di Singapura Melonjak, Paling Banyak Kaum Muda-Lansia"