Foto: Getty Images/Caiaimage/Agnieszka Wozniak |
Methylprednisolone termasuk kelompok obat steroid. Obat ini bisa dimanfaatkan untuk mengobati sejumlah kondisi kesehatan, seperti asma, radang sendi, hingga kelainan sumsum tulang.
Dilansir laman Medical News Today, obat methylprednisolone bekerja dengan mengurangi peradangan, mengubah respons kekebalan tubuh, serta menggantikan hormon kortisol yang ada dalam tubuh
Obat methylprednisolone terdaftar dalam BPOM RI sebagai obat keras. Demikian untuk membelinya diperlukan resep dokter dan penggunaannya mesti dalam pengawasan dokter.
Mau tahu lebih jelas mengenai obat methylprednisolone? Cari tahu manfaat, dosis penggunaan, dan efek samping methylprednisolone pada uraian berikut.
Manfaat Methylprednisolone
Obat methylprednisolone dapat digunakan untuk mengobati berbagai kondisi kesehatan, seperti:
- Gangguan endokrin, seperti insufisiensi adrenokortikal primer atau sekunder
- Penyakit rematik, seperti artritis reumatoid atau artritis psoriatik
- Penyakit kolagen, seperti lupus atau dermatomiositis sistemik
- Penyakit kulit, seperti psoriasis
- Alergi parah, seperti alergi musiman atau reaksi alergi terhadap obat-obatan
- Gangguan mata, seperti pembengkakan atau bisul pada mata
- Masalah perut atau usus, seperti kolitis ulserativa atau penyakit Crohn
- Gangguan pernapasan, seperti kerusakan paru-paru akibat keracunan berilium
- Kelainan darah, seperti kadar trombosit rendah atau kekurangan sel darah merah pada anak
- Penyakit neoplastik, seperti kanker darah atau kanker pada sistem limfatik
- Penyakit multiple sclerosis
- Infeksi, seperti trikinosis yang mempengaruhi otak atau jantung.
Dosis Penggunaan Methylprednisolone
Cara penggunaan, aturan pakai, serta dosis konsumsi obat methylprednisolone pada masing-masing orang ditentukan berdasarkan usia, kondisi atau penyakit yang dialami, hingga reaksi terhadapnya.
Untuk dosis pastinya, dokter ahli akan memeriksa lebih lanjut kondisi tiap penggunanya agar bisa diberikan dengan tepat.
1. Dosis Methylprednisolone pada Kondisi Sklerosis Multipel
Dosis untuk Orang Dewasa
Orang dewasa usia 18-64 tahun umumnya akan diberi dosis awal 160 mg per hari diminum dalam 1 -2 dosis. Perubahan dosis kemungkinan bisa terjadi setelah mengkonsumsi 160 mg per hari selama 1 minggu. Dokter akan mengurangi dosis menjadi 64 mg yang diminum 2 hari sekali selama 1 bulan.
Dosis untuk Anak
Untuk anak usia 0 hingga 17 tahun, dokter akan memberikan dosis pasti berdasarkan kondisi kesehatan yang tengah diobati. Tapi biasanya, dokter akan memberikan dosis rendah kepada anak.
Dosis untuk Lansia
Orang lanjut usia berumur 65 tahun ke atas akan dokter beri dosis yang lebih rendah. Ini lantaran organ ginjal pada lansia kemungkinan tidak bekerja sebaik dahulu sehingga tubuh akan memproses obat lebih lambat.
Pemberian dosis rendah pun akan bantu menjaga agar kadar obat ini tidak menumpuk terlalu banyak di dalam tubuh orang lansia. Dosis pasti akan diberi setelah pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter serta sesuai kondisi kesehatan lain yang mungkin dialami.
2. Dosis Methylprednisolone pada Kondisi Lain
Dosis untuk Orang Dewasa
Orang berusia 18-64 tahun diberi dosis awal obat methylprednisolone sekitar 4 mg-48 mg per hari yang diminum dalam 1 dosis atau lebih.
Perubahan dosis memungkinkan terjadi jika tubuh merespons obat dengan baik, sehingga dokter dapat menurunkan dosis secara perlahan sampai nantinya dosis methylprednisolone serendah mungkin.
Namun jika kamu meminum methylprednisolone dalam waktu lama, dokter mungkin akan memintamu untuk mengkonsumsinya 2 hari sekali. Ini dimaksudkan untuk mengurangi efek samping yang bisa saja terjadi.
Dosis untuk Anak
Dokter akan menentukan dosis bagi anak usia 0 hingga 17 tahun berdasarkan kondisi yang sedang diobati. Umumnya, dokter akan memberi anak obat methylprednisolone dengan dosis rendah.
Dosis untuk Lansia
Orang berusia 65 tahun ke atas akan diberi dosis rendah agar kadar obat ini tidak menumpuk terlalu banyak di dalam tubuh. Selain itu, organ ginjal yang dimiliki lansia juga kemungkinan tidak bekerja sebaik dulu sehingga dapat menyebabkan tubuh memproses obat lebih lambat.
Efek Samping Methylprednisolone
Selain berguna untuk mengobati sejumlah kondisi kesehatan, penggunaan methylprednisolone juga bisa menimbulkan efek samping.
1. Efek Samping Methylprednisolone yang Umum
Efek samping dari methylprednisolone yang umum terjadi bisa hilang dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Bila efek-efek ini menjadi parah atau tidak kunjung membaik, maka bisa berkunjung ke dokter. Berikut efek samping methylprednisolone yang umum:
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
- Penambahan berat badan
- Kebingungan dan gelisah
- Bengkak pada pergelangan kaki, kaki, atau tangan
- Muncul permasalahan kulit, seperti jerawat, kulit tipis, dan kulit mengkilap
- Mengalami kehausan
- Infeksi
- Tekanan darah tinggi
- Otot menjadi lemah
- Depresi.
2. Efek Samping Methylprednisolone yang Serius
Jika detikers mengalami efek samping yang serius, segera pergi ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan. Efek samping yang serius dan gejalanya dapat mencakup hal-hal berikut:
- Reaksi alergi, dengan gejala; ruam kulit, gatal-gatal, serta pembengkakan pada wajah, bibir, atau lidah
- Perubahan emosi dan suasana hati, dengan gejala; depresi, kecemasan, serta perubahan kepribadian
- Gangguan mata, dengan gejala; perubahan dalam penglihatan serta nyeri mata
- Kesulitan buang air kecil
- Diabetes, dengan gejala; rasa haus yang meningkat serta buang air kecil lebih sering dari biasanya
- Nyeri pada daerah pinggul, punggung, tulang rusuk, bahu, lengan, atau kaki
- Infeksi, dengan gejala; demam, sakit tenggorokan, bersin, batuk
- Bengkak pada pergelangan kaki, kaki, atau tangan
- Luka yang tidak kunjung sembuh
- Kadar kalium yang rendah dalam darah
- Perubahan hormon, dengan gejala; kehilangan nafsu makan, kekurangan energi, dan demam.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Mengenal Obat Methylprednisolone: Manfaat, Dosis, dan Efek Sampingnya"