Ilustrasi pelajar di Kenya. (Foto: REUTERS/MONICAH MWANGI) |
Puluhan siswi di salah satu sekolah di Kenya harus dilarikan ke rumah sakit karena penyakit misterius yang membuat mereka mengalami kelumpuhan. Pejabat kesehatan Kenya tengah meluncurkan penyelidikan untuk menemukan penyebab 'wabah' aneh ini.
Sebuah media lokal melaporkan bahwa ada 95 siswi di sebuah sekolah khusus perempuan Sekolah Menengah Putri Eregi St Theresa yang mengalami kelumpuhan. Sekolah tersebut berada di Musoli, sebuah kota berjarak 374 km dari ibu kota Kenya, Nairobi.
Dalam sebuah video yang beredar, terlihat bahwa siswi sekolah tersebut mengalami kesulitan berjalan dan gemetar tak terkendali hingga harus digendong oleh teman-temannya. Siswi lain yang berada di tempat tidur juga nampak kejang-kejang.
Dokter hingga saat ini masih kebingungan dengan apa yang memicu kejadian mendadak itu. Sampel darah dan urine dari siswi-siswi yang mengalami penyakit misterius tersebut telah dikirim ke lab.
Beberapa ahli berpendapat bahwa penyakit ini meragukan dan mungkin saja termasuk kasus 'histeria massal'. Pejabat pendidikan setempat juga menuturkan ada kekhawatiran bahwa mayoritas siswi hanya pura-pura sakit karena ujian akhir tahun akan dihelat beberapa minggu lagi.
"Murid dari kelas tiga akan memulai ujian akhir tahun pada hari Rabu, namun beberapa dari mereka menentang program sekolah, dan menyatakan bahwa mereka belum siap untuk ujian," ujar Direktur Pendidikan Wilayah Barat, Jared Obiero dikutip dari Daily Mail, Jumat (6/10/2023).
"Ini berarti beberapa gejala yang dialami murid mungkin tidak asli," sambungnya.
Menteri Kesehatan Kenya, Susan Nakhumicha mengatakan hingga saat ini tidak ditemukan patogen yang teridentifikasi antara siswi sekolah tersebut. Ia menuturkan tes akan lebih banyak dilakukan untuk menemukan penyebab penyakit misterius tersebut.
"Kami telah menghubungi direktur kesehatan masyarakat, hingga Selasa ada 95 anak perempuan yang dirawat di rumah sakit," ucap Susan.
"Kami mengantisipasi laporan secara komprehensif. Sejauh ini, lima tes telah dilakukan tidak ada patogen yang teridentifikasi. Sampel lain telah dikirim ke Kenya Medical Research Institute di Nairobi untuk analisis lebih lanjut," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Dikaitkan Viral Kos Penuh Sampah, Ini Beda Hoarding Disorder Vs Malas Beberes"