Foto: Getty Images/iStockphoto/comzeal |
Spesialis dermatologi dan venereologi dr Ni Luh Putu Pitawati mewanti-wanti sejumlah risiko penularan cacar monyet, monkeypox, atau penyakit yang belakangan resmi dinamai Mpox. Hal ini menjadi kewaspadaan di tengah laporan delapan kasus Mpox ditemukan di DKI Jakarta.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, kenaikan signifikan kasus Mpox tercatat dalam kurang dari sepekan terakhir. Terbanyak dilaporkan pada 21 Oktober 2023, ada lima pasien teridentifikasi Mpox.
Menurut Kementerian Kesehatan RI, seluruhnya merupakan laki-laki di kisaran usia 25 hingga 35 tahun. Kebanyakan pasien mengeluhkan demam, pembesaran kelenjar getah bening, hingga munculnya lesi.
Keluhan lain seperti sulit menelan, nyeri punggung, lelah, mual, juga ikut menyertai gejala khas pasien Mpox.
Bagaimana Penularannya?
dr Ni Luh menyebut penularan utama terjadi melalui adanya kontak erat dengan cairan tubuh pasien. Baik melalui cairan langsung, maupun mengenai benda yang terkontaminasi cairan tersebut.
"Kontak tak langsung pada benda yang terkontaminasi, bisa tempat tidur, handuk, peralatan makan tau piring," jelasnya pada webinar daring Minggu (22/10/2023).
Penularan melalui aerosol juga disebutnya tidak bisa dihindari. Pasalnya, jika seseorang menjadi kontak erat pasien dalam waktu cukup lama, semakin besar paparan kemungkinan virus cacar monyet pada droplet.
Risiko Penularan Bumil ke Anak
Meski kebanyakan kasus tercatat menularkan virus pada aktivitas seksual, risiko lain yang juga wajib diwaspadai menurutnya adalah penularan ibu hamil pada anak. Semasa kandungan, anak berisiko ikut terpapar lantaran penularan bisa terjadi melalui plasenta dari ibu ke janin.
"Ibu hamil yang juga terkena Mpox dapat juga terjadi penularan ke bayi yang sedang dikandungnya. Penularan dapat terjadi melalui plasenta dari dari ibu ke janin, penularan melalui cairan ketuban dan ASI belum diketahui pasti," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bumil Positif 'Mpox' Bisa Tularkan Virus ke Bayi, Dokter Bilang Gini"