Ilustrasi gejala rematik pada wanita. (Foto: Shutterstock) |
Gejala rematik umumnya ditandai dengan peradangan dan munculnya nyeri pada sendi. Namun selain kedua tanda tersebut, masih ada sejumlah gejala rematik yang lain perlu diwaspadai.
Rematik atau rheumatoid arthritis adalah kondisi yang disebabkan oleh autoimun, yakni ketika sistem imun tubuh menyerang sel-sel sehat yang ada dalam tubuh. Pada rematik, sistem imun tubuh tersebut menyerang sel-sel yang ada di persendian. Biasanya rematik paling sering terjadi di pergelangan kaki, tangan, dan lutut.
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, rematik paling sering menyerang wanita berusia 40-60 tahun, dan biasanya terjadi simetris pada sendi yang sama di kedua sisi tubuh. Terkadang, nyeri rematik tersebut sering disangka sebagai tanda penuaan sehingga terabaikan.
Tapi selain nyeri, ada gejala rematik lain yang juga perlu diwaspadai oleh wanita. Apa saja?
1. Kaku Sendi
Kaku pada sendi merupakan salah satu gejala rematik yang kerap muncul selain rasa nyeri. Perasaan kaku bisa muncul saat bangun tidur di pagi hari, atau ketika duduk sejenak.
Kekakuan tersebut bisa terjadi di satu bagian atau keseluruhan sendi. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa memengaruhi ligamen dan tendon sehingga sulit ditekuk atau diluruskan.
2. Bengkak di Kaki
Gejala rematik juga bisa berupa pembengkakan di kaki. Bengkak tersebut disebabkan oleh peradangan yang meningkatkan produksi cairan sinovial pada sendi kaki.
Cairan sinovial berfungsi sebagai pelumas sekaligus bantalan di area sendi untuk mempermudah gerakan tubuh. Tapi jika jumlahnya berlebihan, maka dapat menyebabkan pembengkakan pada sendi kaki.
3. Kesemutan
Peradangan akibat rematik juga bisa menyebabkan kesemutan. Ini terjadi ketika radang sendi mulai memengaruhi pembuluh darah dan saraf yang ada di sekitarnya. Meski radang sendi terjadi di kaki, rasa kesemutan akibat rematik ini bisa menjalar hingga betis.
4. Kelelahan
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, rematik disebabkan oleh aktivitas sistem imun yang menyerang sel-sel sehat di persendian sehingga mengakibatkan peradangan. Tubuh mengalami tekanan yang cukup hebat saat melawan peradangan tersebut. Respons tubuh terhadap peradangan itulah yang kemudian menyebabkan perasaan kelelahan.
5. Mulut Kering
Mulut kering adalah kondisi umum yang bisa terjadi pada setiap orang. Tapi mulut kering tidak hilang meski sudah minum, maka hal tersebut bisa menjadi pertanda rematik.
Kondisi ini disebut juga dengan xerostomia. Xerostomia terjadi akibat kelenjar ludah tidak mampu memproduksi air liur untuk menjaga mulut tetap basah. Kondisi ini dapat membuat bibir dan kulit di sekitar mulut menjadi kering dan pecah-pecah, serta membuat sulit saat berbicara atau menelan.
6. Depresi
Dikutip dari Mayo Clinic, orang yang mengidap rematik juga berisiko tinggi mengalami depresi. Meski peneliti belum menemukan hubungan yang jelas antara keduanya, depresi yang tidak segera ditangani dapat memperparah gejala rematik, seperti:
- Menambah rasa nyeri
- Meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serangan jantung
- Mengurangi produktivitas saat bekerja
- Disfungsi seksual
Meski belum diketahui secara pasti hubungan antara depresi dan rematik, kedua kondisi tersebut sering muncul secara bersamaan sehingga perlu diwaspadai.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Nggak Cuma Nyeri, Ini 6 Gejala Rematik pada Wanita yang Harus Diwaspadai"