Risiko serangan jantung meningkat justru di musim liburan (Foto: Getty Images/iStockphoto/Worarat Ngamkamollert) |
Stres merupakan salah satu faktor pemicu serangan jantung, dan liburan bisa jadi sarana 'healing' untuk meredakannya. Faktanya, dokter menyebut risiko serangan jantung justru meningkat di musim liburan.
Hal ini dibuktikan dalam sejumlah penelitian di Amerika Serikat dan Eropa yang mengamati tren peningkatan kasus serangan jantung di akhir tahun. Pada masa-masa tersebut, banyak orang di kedua wilayah itu tengah menikmati libur Natal dan Tahun Baru.
Dalam berbagai penelitian tersebut, terungkap sejumlah faktor yang berpengaruh pada peningkatan kasus serangan jantung di akhir tahun. Pertama adalah stressor yang meningkat, karena ongkos liburan membuat rencana healing tidak optimal dan justru menambah beban hidup.
"Secara beban ekonomi, itu akan membuat stressor-nya meningkat," kata kata dr Dian Zamroni, SpJP(K), konsultan perawatan intensif dan kegawatan kardiovaskular dari Alia Hospital, mengomentari tren tersebut.
Hal yang kurang lebih sama juga terjadi dalam keseharian orang Indonesia. Selain karena biaya transportasi cenderung meningkat di musim liburan, kemacetan yang terjadi di jalur-jalur mudik juga membuat tujuan healing kadang tidak tercapai lewat acara berlibur.
"Healing itu intinya bagaimana kita melakukan aktivitas yang tidak membuat beban hidup bertambah. Intinya begitu," kata dr Dian dalam perbincangan dengan detikcom baru-baru ini.
Di wilayah beriklim dingin seperti di Eropa dan sebagian Amerika Serikat, faktor lain yang berpengaruh adalah cuaca di musim dingin atau winter. Pada kondisi tersebut, pembuluh darah cenderung menyempit sehingga aliran darah ke jantung berkurang dan meningkatkan risiko serangan jantung.
Beberapa pesan dr Dian bagi yang ingin berlibur, adalah selalu menjaga pola makan terutama jika punya riwayat penyakit tertentu seperti diabetes dan hipertensi. Ia juga menyarankan untuk mengatur waktu dengan cermat agar tidak kelelahan, karena dapat menurunkan daya tahan tubuh.
Jika punya riwayat sakit yang harus terkontrol, sangat disarankan untuk selalu membawa obat-obatan yang diperlukan. Perhatikan juga kemungkinan bahwa sebagian pusat layanan kesehatan tidak beroperasi dengan optimal di musim liburan.
"Misalnya perlu periksa, eh dokternya juga lagi cuti," kata dr Dian mencontohkan.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Awas! Dokter Wanti-wanti Risiko Serangan Jantung Meningkat Justru Saat Liburan"