Ilustrasi angka kelahiran di Korea Selatan anjlok, sementara jumlah lansianya meroket. Foto: Getty Images/Woohae Cho |
Seiring krisis angka kelahiran imbas banyak warga ogah punya anak, jumlah populasi berusia lanjut (lansia) meroket di Korea Selatan. Akibatnya, kini jumlah rawat inap untuk seluruh penduduk selama satu dekade berikutnya diperkirakan meningkat sampai dua kali lipat.
Mengacu data Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korsel yang dirilis Rabu (24/1/2024), prediksi tersebut muncul akibat peningkatan permintaan untuk pemeriksaan dan layanan medis yang didorong oleh transisi negara menuju masyarakat menua.
Menyikapi prediksi tersebut, pemerintah kini berupaya meningkatkan kuota pendaftaran sekolah kedokteran tahunan demi bisa mendapatkan lebih banyak dokter di masa mendatang. Mereka memprediksi, kuota pendaftaran tahunan sekolah kedokteran yang dilaporkan akan mencapai lebih dari 1.000 pada 2025.
Kelompok dokter di sana menilai, pemerintah sebaiknya menurunkan kuota tersebut. Dengan alasan, populasi di Korea Selatan kini menurun imbas rendahnya angka kelahiran. Walhasil, permintaan akan layanan medis juga diyakininya akan menurun.
Setelah menganalisis materi yang disampaikan oleh Layanan Asuransi Kesehatan Nasional dan Statistik Korea, Kemenkes setempat memperkirakan jumlah rawat inap seluruh penduduk akan mencapai 200,5 juta hari pada 2035. Angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 45,3 persen dari data pada 2022.
Seiring itu, Kementerian juga memperkirakan jumlah kunjungan pasien rawat jalan akan meningkat sebesar 12,8 persen menjadi 1,06 miliar dari 930 juta selama periode 10 tahun.
Menurut perkiraan Statistik Korea, jumlah penduduk berusia 80 tahun ke atas diperkirakan akan meningkat sebesar 82,7 persen pada periode waktu yang sama.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Jumlah Lansia Meroket saat Angka Kelahiran Bayi Korsel Anjlok"