Seorang kakek bernama Muharam Awang (79) di Malaysia baru-baru ini mencuri perhatian warganet. Bukan tanpa sebab, perjuangannya untuk lulus S3 dan meraih gelar PhD dengan keterbatasan matanya imbas katarak, membuat banyak orang terkesan.
Muharam Awang diketahui menjalani program kuliah S3 sejak 2015 dan baru lulus pada November 2023. Ia berhasil menyelesaikan studi Sastra Melayu di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).
Kegigihannya untuk lulus sampai membuatnya tak memperdulikan jarak antara rumah dan kampusnya. Padahal, jarak rumahnya di Malaka ke kampusnya itu berkisar 100 kilometer.
Tak hanya itu, dirinya juga diketahui tak mahir menggunakan komputer dan mengidap katarak. Kondisi ini membuatnya tak mampu membaca sejumlah literatur untuk menulis penelitian. Bahkan ia sampai meminta anaknya untuk membantu mengetik disertasi penelitiannya.
"Pada awalnya, saya menghadapi banyak masalah dan yang lebih buruk lagi, ketika saya harus mahir dalam komputer. Bagi saya, tantangan teknis lebih sulit diatasi," ujarnya, dikutip dari The Star.
"Mata saya kabur dan saya tidak bisa membaca ketika menyelesaikan disertasi," imbuhnya.
Lantaran kondisinya yang semakin memburuk, Muharam memutuskan untuk menjalani operasi pengangkatan katarak pada Mei 2023.
"Setelah penglihatan kembali, saya bisa menyelesaikan disertasi," terangnya.
Menyoal Katarak
Katarak adalah proses degeneratif berupa kekeruhan di lensa bola mata sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan penglihatan sampai kebutaan. Kekeruhan ini disebabkan oleh terjadinya reaksi biokimia yang menyebabkan koagulasi protein lensa.
Spesialis mata sekaligus dosen program studi PPDS 1 Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR), dr Indri Wahyuni, SpM(K), mengatakan, ada beberapa penyebab katarak pada usia muda. Di antaranya, seperti riwayat keluarga, penyakit mata lain (glaukoma dan uveitis), penyakit sistemik, penggunaan tetes mata secara rutin yang mengandung steroid, kebiasaan merokok, serta paparan sinar ultraviolet.
"Katarak yang sebab usia biasanya tidak karena keturunan, tapi katarak kongenital atau katarak pada anak itu sebagian besar keturunan dari orang tuanya," ungkap dr Indri dikutip dari laman UNAIR, Jumat (12/1/2024).
Selain itu, lanjutnya, kelompok usia muda yang mengidap penyakit sistemik seperti diabetes juga rentan mengidap katarak. Ia menjelaskan hal tersebut berkaitan dengan metabolisme glukosa pada pengidap diabetes yang mempengaruhi metabolisme lensa.
Adapun gejala awal seseorang mengidap katarak, yakni gangguan kabur hingga kemampuan penglihatan yang semakin menurun. Selain itu, ada juga beberapa gejala lainnya seperti:
- Penglihatan mata kabur, buram, dan seperti ada bayangan awan atau asap
- Terdapat lingkaran putih saat memandang sinar
- Membutuhkan cahaya terang untuk membaca atau ketika beraktivitas
- Sulit untuk melihat pada malam hari
- Penglihatan semakin buram, meski sudah berganti ukuran kacamata
- Sering mengganti kacamata atau lensa kontak karena ketidaknyamanan
- Mata menjadi sangat sensitif terhadap cahaya
- Penglihatan ganda
- Warna memudar atau cenderung menguning saat melihat pandangan ganda dengan satu mata.
"Penatalaksanaan atau pemeriksaan katarak, khususnya pada anak-anak itu jangan sampai terlambat. Sebab kita harus segera membuka visual axis opacification atau tempat untuk jalannya sinar masuk supaya perkembangan penglihatannya bisa tercapai dengan baik," terangnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Perjuangan Kakek Raih Gelar Doktor di Usia 79, Kesulitan Bikin Disertasi gegara Katarak"