Ganja mendadak dilarang di Thailand? (Foto: Luke Duggleby/Bloomberg via Getty Images) |
Thailand kemungkinan akan mengakhiri legalnya penggunaan ganja untuk rekreasi pasca sebelumnya, kurang lebih dalam setahun terakhir, bisnis ganja berkembang pesat di tengah regulasi tidak memadai.
Pemerintah kemudian melibatkan kajian opini publik soal rancangan undang undang pelarangan ganja untuk rekreasi tersebut.
Dikutip dari Channel News Asia, sebagai negara pertama yang mendekriminalisasi ganja di 2021, Thailand melahirkan industri yang diperkirakan bernilai hingga US$1,2 miliar dalam beberapa tahun ke depan, seiring dengan bermunculannya ribuan apotek, spa, restoran, hingga festival.
Perubahan legalitas ganja tersebut semata-mata bertujuan untuk memenuhi janji pemilu, pasca Perdana Menteri Srettha Thavisin menentang penggunaan narkoba di tengah kekhawatiran penyalahgunaannya.
"Kami merancang undang-undang ini untuk melarang penggunaan ganja yang salah," kata Menteri Kesehatan Cholnan Srikaew kepada media minggu ini.
"Semua penggunaan rekreasi adalah salah."
Kementerian Kesehatan Thailand pada Selasa (9/1), menyebut RUU terkait penggunaan ganja, kemungkinan besar hanya akan mengizinkan penggunaannya untuk keperluan medis dan kesehatan.
Sementara untuk kebutuhan rekreasi, semua jenis ganja dilarang.
Undang-undang ini menetapkan denda hingga 60.000 baht atau sekitar 26 juta rupiah bagi mereka yang kedapatan menggunakan ganja untuk rekreasi. Iklan atau kampanye pemasaran mengenai penggunaan ganja juga bisa dikenakan hukuman penjara hingga satu tahun atau denda lebih tinggi, mencapai 100.000 baht.
Undang-undang ini juga memperberat hukuman bagi pertanian ganja tanpa izin, mulai dari hukuman penjara satu sampai tiga tahun serta denda mulai dari 20.000 baht hingga 300.000 baht atau 133 juta rupiah.
Namun, nasib toko-toko ganja dan apotek yang tidak diatur masih belum jelas, begitu juga dengan risiko yang dihadapi oleh penanam ganja dalam skala kecil, yakni di rumah tangga. Jika mengacu pada aturan sebelumnya, kegiatan semacam ini diperbolehkan setelah memberitahu pihak berwenang.
Batas waktu untuk memberikan masukan dari masyarakat adalah tanggal 23 Januari, setelah itu kabinet akan mempertimbangkan rancangan undang-undang dan saran yang diterima sebelum diajukan ke parlemen untuk pembahasan lebih lanjut.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Balik Arah, Thailand Rancang Undang-undang Larang Ganja untuk Rekreasi"