Hagia Sophia

25 January 2024

Kisah Jenazah Pria yang Hidup Lagi Saat Ambulansnya Masuk Lubang di Jalan

Ilustrasi penjelasan ilmiah di balik fenomena mati suri. Foto: Thinkstock

Jenazah seorang pria bernama Darshan Singh Brar (80) asal Haryana, India, hidup lagi saat ambulans yang mengantarnya ke rumah duka menghantam lubang jalanan. Darshan kemudian diperiksa oleh dokter dan dinyatakan masih hidup. Bagaimana bisa?

Sebelumnya, Darshan mengidap infeksi dada parah sampai mengganggu organ jantungnya. Dokter sempat memberikan penanganan, namun Darshan dinyatakan meninggal dunia setelah empat hari menggunakan ventilator.

Pihak keluarga menjelaskan, Darshan sempat dibawa dari rumah sakit ke kediamannya untuk upacara pemakaman. Di perjalanan, ambulans yang membawanya menabrak lubang dalam. Saat itulah, tangan Darshan terlihat bergerak. Cucu Darshan yang melihat tangan Darshan pun langsung memegang dada Darshan dan menyadari bahwa jantung sang kakek kembali berdetak.

"Kami tidak bisa mengatakan bahwa pasien telah meninggal. Ketika dibawa ke kami, dia bernapas dan memiliki tekanan darah serta denyut nadi. Kami tidak tahu apa yang terjadi di rumah sakit lain, apakah itu kesalahan teknis atau hal lain," ucap dr Netrapal dari Rumah Sakit Rawal, dikutip dari NDTV, Selasa (23/1/2024).

"Kata keluarga dia pakai ventilator di Patiala selama empat hari tapi sekarang dia bisa bernapas sendiri. Dia masih kritis dan di ICU. Nafasnya sesak karena ada infeksi di dadanya," sambungnya.

Mati Suri Dalam Dunia Medis

Dikutip dari Verywell Health, dalam dunia medis, ada dua jenis kematian yakni kematian klinis (clinical death) dan kematian biologis (biological death). Kedua istilah ini sama-sama merujuk pada kondisi seseorang dinyatakan meninggal dunia, namun ada perbedaan pada tingkat permanen kematian, dan apakah pasien masih bisa diselamatkan atau tidak.

Pada kasus kematian klnis, seseorang mengalami henti pernapasan dan aliran darah. Kematian klinis kerap disamartikan dengan serangan jantung, jantung berhenti berdetak dan darah berhenti mengalir. Namun secara teknis, pada kondisi ini, kematian hanya bersifat semantik. Artinya, pernapasan dan kesadaran hanya akan berhenti dalam hitungan beberapa detik setelah jantung berhenti.

Kematian klinis bersifat reversibel. Para peneliti percaya, ada rentang waktu sekitar empat menit dari saat serangan jantung hingga berkembangnya kerusakan otak yang serius.

Jika aliran darah dapat dipulihkan, baik melalui resusitasi jantung paru (CPR) atau dengan memompa jantung kembali, pasien dapat bangun kembali dari kematian klinis.

Sedangkan pada kasus kematian biologis, seseorang mengalami kematian otak dan tidak ada kemungkinan untuk bangun kembali dari kematian tersebut.

Pada kondisi yang lebih rumit, tubuh masih terjaga sedangkan otak sudah mati. Pasalnya, jantung bisa bekerja tanpa kerja otak, bahkan dalam waktu lama. Pada kondisi inilah, donasi organ biasanya berlangsung.



























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Geger Jenazah Pria India 'Hidup Lagi', Begini Penjelasan Ilmiah Mati Suri"