Foto: Dokumen BNN Surabaya |
Ada banyak fungsi tes urine. Tes urine biasa dilakukan dalam tes kesehatan. Selain itu, tes urine juga sering digunakan sebagai tes narkoba di berbagai instansi.
Urine akan dilihat mulai dari warna, bau, hingga kandungannya. Dari situ, petugas laboratorium akan mengetahui kondisi kesehatan hingga mendeteksi zat berbahaya dalam tubuh.
Simak penjelasan berikut ini agar tahu fungsi tes urine untuk apa saja, lengkap dengan jenis tes, hingga prosedur pelaksanaannya.
Tes Urine untuk Apa?
Tes urine dilakukan untuk beberapa alasan. Berikut ini 6 fungsi tes urine yang dirangkum dari situs Mayo Clinic, Siloam Hospital, dan Prodia:
1. Pemeriksaan Kesehatan Keseluruhan
Tes urine biasa digunakan sebagai tes kesehatan secara keseluruhan. Ini bisa dilakukan dalam keadaan sehat sebagai langkah deteksi dini, sebagai prosedur sebelum operasi.
Beberapa hal yang dapat dideteksi antara lain diabetes, penyakit ginjal atau penyakit hati.
2. Diagnosis Kondisi Medis Tertentu
Dokter mungkin meminta Anda melakukan tes urine untuk menguatkan diagnosisnya ketika Anda mengalami sakit perut, sakit punggung, sering buang air kecil atau nyeri, ada darah dalam air seni, atau masalah saluran kemih lainnya.
3. Evaluasi Kondisi Medis Rutin
Tes urine juga biasa digunakan untuk mengevaluasi kondisi medis Anda. Tes urine dilakukan secara berkala untuk mengetahui apakah ada perbaikan kondisi atau tidak. Beberapa kondisi ini, seperti penyakit ginjal atau infeksi saluran kemih.
4. Tes Narkoba
Fungsi tes urine yang mungkin sudah banyak kita ketahui adalah untuk tes penggunaan narkoba atau obat-obatan terlarang, seperti amphetamines, kokain, ganja, maupun opioid. Melalui tes urine, petugas akan mengecek adanya zat berbahaya dalam tubuh.
5. Menentukan Kehamilan
Tes urine juga sudah umum dilakukan untuk menentukan kehamilan. Selain di fasilitas pelayanan kesehatan, tes urine untuk kehamilan juga bisa dilakukan secara mandiri menggunakan beragam alat tes kehamilan yang dijual bebas di apotek maupun minimarket.
Tes ini mendeteksi adanya hormon hCG (human chorionic gonadotropin) yang muncul selama kehamilan.
6. Cek Kesehatan Reproduksi
Terakhir, tes urine dapat digunakan untuk mengecek kesehatan reproduksi. Misalnya mengidentifikasi infeksi saluran kemih yang sering terjadi pada wanita.
Jenis Tes Urine
Ada tiga jenis tes urine yang dilakukan petugas laboratorium, yaitu pemeriksaan visual, dipstick, dan mikroskopik. Berikut penjelasannya yang dikutip dari situs Cleveland Clinic.
1. Pemeriksaan Visual
Pemeriksaan visual dilakukan dengan mengamati warna urine, apakah keruh, cerah, pucat, kuning tua, atau warna lain.
Warna ini mengindikasikan beberapa kondisi kesehatan, seperti dehidrasi, infeksi saluran kemih (ISK), infeksi menular seksual (IMS), batu ginjal, diabetes. Namun pengamatan ini perlu pemeriksaan lebih mendalam lagi.
2. Pemeriksaan Dipstick
Pemeriksaan dipstick atau menggunakan tongkat celup dilakukan untuk menguji beberapa zat kimia tertentu. Alat yang dicelupkan akan berubah warna hingga menunjukkan jumlah zat yang ada.
Beberapa zat yang diperiksa meliputi:
- Tes protein untuk mengukur keberadaan protein, seperti albumin. Kadar protein urine yang lebih tinggi dari normal mengindikasikan beberapa kondisi, seperti gagal jantung, masalah ginjal, dan dehidrasi.
- Tes tingkat pH urine untuk mengukur tingkat asam-basa (pH) dalam urine. pH urine yang tinggi dapat mengindikasikan masalah ginjal dan infeksi saluran kemih (ISK). Sedangkan pH urine rendah dapat mengindikasikan ketoasidosis terkait diabetes dan diare.
- Tes keton untuk memeriksa ketoasidosis terkait diabetes. Keton terbentuk saat tubuh harus memecah lemak dan asam lemak untuk digunakan sebagai bahan bakar energi. Hal ini kemungkinan besar terjadi jika tubuh tidak mendapatkan cukup gula atau karbohidrat sebagai bahan bakar.
- Tes glukosa untuk mengukur jumlah gula (glukosa) dalam urine. Normalnya, tidak ada glukosa dalam urine, sehingga adanya kandungan glukosa menjadi tanda diabetes atau diabetes gestasional.
- Tes bilirubin untuk mengindikasikan masalah hati atau saluran empedu. Bilirubin adalah pigmen kekuningan yang ditemukan dalam empedu, cairan yang diproduksi oleh hati.
- Tes nitrit untuk mengecek infeksi saluran kemih (ISK). Hasil tes nitrit yang positif mengindikasikan ISK. Namun, tidak semua bakteri mampu mengubah nitrat menjadi nitrit, sehingga Anda mungkin mengalami ISK meskipun hasil tes nitrit negatif.
- Tes leukosit esterase yang mengindikasikan adanya peradangan pada saluran kemih atau ginjal jika hasilnya positif.
- Tes berat jenis urine untuk menunjukkan konsentrasi semua partikel kimia dalam urine sehingga bisa mengindikasikan beberapa kondisi kesehatan.
3. Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik ini meneliti zat-zat kecil seperti sel, fragmen sel, gips urine, lendir, bakteri atau kuman lainnya, dan kristal. Tes ini untuk mengetahui beberapa hal yang tidak boleh ada dalam urine, yaitu:
- Sel darah merah.
- Sel darah putih.
- Bakteri.
- Kristal, seperti gumpalan mineral.
Prosedur Tes Urine
Dalam melakukan tes urine, Anda harus memperhatikan beberapa hal agar hasil yang diperoleh tidak terdistorsi. Berikut ini beberapa prosedur tes urine yang dikutip dari Health Direct:
- Anda akan diberi wadah tabung khusus untuk wadah urine.
- Pastikan Anda membersihkan area alat kelamin sebelum mengambil sampel.
- Pastikan wadah bersih dan tidak menyentuh alat kelamin saat mengumpulkan urine.
- Anda biasanya diminta mengambil sampel dari tengah aliran urine. Jadi Anda harus buang air kecil dalam jumlah sedikit ke dalam toilet terlebih dahulu, lalu kumpulkan bagian urine berikutnya ke dalam tabung.
- Namun beberapa tes urine membutuhkan urine dari awal aliran. Ini terkadang diperlukan untuk tes kehamilan.
- Jangan lupa sampaikan kepada petugas tentang obat yang sedang Anda konsumsi, sebab ini bisa berpengaruh pada hasil tes Anda.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Tes Urine untuk Apa? Kenali 6 Fungsi, Jenis, dan Prosedurnya"