Polusi Udara Ubah Aroma Bunga, Serangga Kebingungan Foto: Getty Images/iStockphoto/CreativaImages |
Polusi udara yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari, ternyata bisa membuat serangga kebingungan mencari bunga. Hal ini karena polusi udara membuat molekul aroma yang dilepaskan oleh bunga tersamarkan sehingga bau yang dihasilkan oleh bunga menjadi berbeda.
Ini karena polusi udara merusak senyawa kimia yang bertanggungjawab atas aroma bunga yang menarik bagi mereka. Profesor asal University of Washington Jeff Riffel mengatakan polusi bisa mempengaruhi perilaku hewan dari rangsangan-rangsangan baru.
"Belakangan ini, ada peningkatan minat terhadap 'polusi sensorik'. Polusi ini yang berasal dari aktivitas manusia dapat mengubah perilaku satwa liar dengan mengubah atau memperkenalkan rangsangan baru," ucap Riffell dikutip detikINET dari New Scientist.
Semisal polusi suara, Riffel yang merupakan pemimpin tim penelitian ini menyatakan polusi terbukti bisa berpengaruh pada kicauan burung dan juga meningkatnya kasus paus yang terdampar. Kemudian, polusi cahaya bisa membuat bingung berbagai jenis hewan termasuk burung migran dan penyu laut.
Tetapi, masih sedikit yang mengetahui tentang bagaimana aktivitas manusia yang menghasilkan polusi udara telah memengaruhi indra penciuman hewan. Jadi, Riffell dan rekan-rekannya melakukan penelitian terkait efek polutan antropogenik pada penyerbuk tanaman.
Penelitian ini fokus pada ozon dan radikal nitrat, polutan yang dihasilkan oleh interaksi emisi kendaraan dengan gas atmosfer. Keduanya diketahui bereaksi dengan senyawa yang dikeluarkan oleh bunga yang membuat aromanya menjadi berubah.
Tim peneliti mengumpulkan senyawa yang dilepaskan oleh bunga evening primrose (Oenothera Pallida) bunga gurun asal Amerika Utara. Untuk melihat ini bisa mengubah penyerbuk utama bunga atau tidak, para peneliti mengekspos serangga ngengat kolibri (Hyles Lineata), pada bunga yang mengeluarkan aroma alami atau bunga yang dimanipulasi untuk melepaskan aroma yang rusak.
Reffill menyebut bunga primrose yang melepaskan aroma rusak dikunjungi 70 persen lebih jarang dibandingkan dengan bunga yang melepaskan aroma alami. Penurunan kunjungan ini dapat mempengaruhi kesehatan ngengat kolibri.
Selain itu, ini juga bisa berdampak pada ekosistem secara keseluruhan, karena para peneliti menghitung bahwa penurunan kunjungan ngengat dapat menyebabkan penurunan 28 persen dalam produksi tanaman berbuah.
Dari penelitian yang dilakukan, sejak revolusi industri, jarak di mana ngengat kolibri dapat merasakan bunga telah menyusut dari sekitar 2 kilometer menjadi hanya beberapa ratus meter. Salah satu anggota tim peneliti, Joel Thornton menegaskan jika manusia bisa mengurangi polusi, maka itu juga bisa menyelamatkan semua ekosistem.
"Ini adalah alasan lain mengapa kita seharusnya beralih ke sumber energi yang tidak melibatkan pembakaran. Jika kita dapat mengurangi emisi nitrogen oksida, itu akan menjadi kemenangan untuk kualitas udara serta fungsi ekosistem dan pertanian," terang Thornton.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Polusi Udara Ubah Aroma Bunga, Serangga Kebingungan"