Penyebab asam lambung naik yang wajib dihindari. (Foto ilustrasi: iStock) |
Ada banyak hal yang bisa menjadi penyebab asam lambung naik. Kondisi ini terjadi saat cairan asam klorida (HCl) dalam lambung yang terlalu tinggi dan memicu rasa tidak nyaman.
Normalnya, cairan itu berfungsi untuk membantu proses pencernaan makanan. Namun jika kadarnya terlalu tinggi, hal ini dapat memicu gangguan seperti acid reflux atau gastroesophageal reflux (GERD).
Mantan presiden American College of Gastroenterology, Lawrence Schiller, MD, asam lambung memang bisa naik sesekali dan tidak perlu dikhawatirkan. Ini mungkin disebabkan makan atau minum terlalu banyak.
"Semua orang mengalami sedikit refluks asam," kata Schiller yang dikutip dari laman Health, Rabu (21/2/2024).
Namun, jika kondisinya semakin parah harus segera diatasi. Untuk mengatasinya, bisa dengan mengubah gaya hidup, mulai dari porsi makan yang lebih kecil dan menurunkan berat badan berlebih.
Penyebab Asam Lambung Naik
Berikut beberapa hal yang bisa menjadi penyebab asam lambung naik yang perlu dihindari:
1. Makanan dan minuman pemicu refluks asam
Penyebab asam lambung naik bisa karena makanan dan minuman tertentu. Itu termasuk makanan tinggi lemak, coklat, makanan pedas, makanan asam, serta minuman berkarbonasi yang bisa menyebabkan gas.
Makanan ini mungkin lebih sulit dicerna sehingga menghasilkan asam lambung ekstra yang bisa berakhir di kerongkongan. Makanan berlemak juga dapat mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah (LES), yang biasanya bertindak sebagai 'penutup' pada perut.
LES bertugas mencegah aliran balik asam dari lambung hingga ke kerongkongan. Namun, terkadang LES tidak melakukan tugasnya sebagaimana mestinya.
2. Obesitas
Obesitas adalah salah satu penyebab asam lambung naik dan GERD. Hal ini juga dapat meningkatkan risiko komplikasi GERD seperti esofagus Barrett, suatu kondisi yang melibatkan perubahan prakanker pada sel esofagus.
"Bukan hanya kelebihan lemak yang tampaknya meningkatkan risiko. Ini adalah 'obesitas sentral,' yang berarti lebih banyak lemak di sekitar bagian tengah tubuh Anda," kata ahli gastroenterologi di Lenox Hill Hospital di New York City, Elena Ivanina, DO, MPH.
Para ahli percaya lemak perut berlebih menambah tekanan pada lambung, memaksa asam naik ke kerongkongan. Selain itu, hormon juga bisa berperan.
Orang dengan obesitas klinis memiliki lebih banyak estrogen dalam sirkulasi, yang dikaitkan dengan gejala GERD. Orang yang menggunakan terapi hormon setelah menopause juga memiliki peningkatan risiko refluks.
3. Berbaring setelah makan
Makan dalam porsi besar kapan saja dapat memicu naiknya asam lambung. Terlebih jika makan dalam porsi besar tepat sebelum tidur atau bersantai di sofa.
dr Ivanina mengatakan berbaring setelah makan bisa membuat asam lebih mudah naik kembali ke kerongkongan. Selain itu, makanan dalam porsi besar juga menjadi penghalang esofagus dan menyebabkan peningkatan paparan asam.
Cobalah makan beberapa porsi kecil secara bertahap sepanjang hari daripada mengurangi porsi makan besar. Jangan langsung berbaring setelah makan. Sebaiknya tunggu dua atau tiga jam setelah.
Jika masih merasa kurang nyaman, coba sedikit angkat kepala tempat tidur untuk mengimbangi efek gravitasi. Menurut Dr Schiller, banyak orang yang merasa lebih nyaman dengan posisi tidur miring atau mengganjal bawah tubuhnya agar posisinya lebih tinggi.
4. Merokok
Merokok dapat merusak sistem pencernaan seperti halnya merusak banyak bagian tubuh yang lain. Bahkan perokok pasif juga bisa mengalami refluks dengan merelaksasi sfingter esofagus bagian bawah.
"Merokok dan alkohol berkontribusi terhadap refluks karena menurunkan tekanan LES, mengurangi pembersihan asam, dan melemahkan fungsi pelindung esofagus," kata Dr. Ivanina.
Merokok juga dapat menyebabkan refluks dengan membuat batuk. Dr Schiller mengatakan banyak orang yang merokok mengalami batuk, dan setiap kali batuk, tekanan di perut meningkat dan menyebabkan refluks.
5. Stres dan kecemasan
Penyebab asam lambung naik juga bisa karena stres atau kecemasan. Banyak orang yang sakit maag percaya bahwa stres bisa memperburuk gejalanya.
Sebuah studi tahun 2013 di Digestive Diseases and Sciences juga menunjukkan adanya hubungan antara stres dan GERD. Para ahli berspekulasi bahwa orang yang cemas mungkin menghasilkan lebih banyak asam lambung, dan sebuah studi tahun 2018 di Journal of Neurogastroenterology and Motility menemukan GERD terkait dengan kecemasan dan depresi.
Stres juga dapat mendorong seseorang melakukan perilaku lain yang dapat memicu naiknya asam lambung, seperti merokok, minum alkohol, melewatkan gym, dan stres saat makan. Refluks kronis itu sendiri dapat memperburuk stres.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "5 Hal Penyebab Asam Lambung Naik, Nomor 4 Paling Wajib Dihindari"