Foto: Grandyos Zafna |
Pemerintah telah memulai simulasi makan siang gratis untuk siswa sekolah menengah pertama. Dalam simulasi tersebut, terdapat berbagai menu yang disiapkan, termasuk siomay dan gado-gado.
Terkait menu makan siang gratis, dokter spesialis gizi klinik dr Gaga Irawan Nugraha, SpGK(K) menekankan agar dalam menu makan siang gratis mengandung lauk berprotein hewani dan sayur.
"Jadi kita harus menjaga nutrisi itu di makan siang dan makan malam. Kalau kita kasih siomay, pasti hanya makan siomay saja dan kacang, kita hanya dapat lemak dan protein hewaninya dikit banget," kata dr Gaga saat ditemui di Jakarta Selatan, Jumat (1/3/2024).
Dia juga menekankan jika program makan siang gratis terlaksana, pemerintah harus lebih menyediakan protein hewani terlebih jika tujuannya untuk memperbaiki gizi dan nutrisi anak.
"Kalau memang betul jadi, yang serius. Harus yang lengkap di siang hari jadi jangan makan siang asal ada, nggak akan optimal memecahkan masalah gizi atau stunting," tegasnya.
Dia menjelaskan protein hewani mengandung asam amino esensial yang lebih lengkap dibanding protein nabati. Dengan asam amino esensial, anak bisa cepat tumbuh tinggi karena sel baru cepat terbentuk dan sel yang rusak cepat diperbaiki.
Asam amino esensial juga mendukung perkembangan otak. Pada perempuan yang sedang hamil, asam amino esensial bisa menghasilkan sel-sel reproduksi yang berkualitas, termasuk ketika menyusui.
"Jadi, sangat penting protein hewani itu untuk menunjang pertumbuhan anak dan memenuhi kebutuhan asam amino esensial," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Dokter Gizi Soroti Siomay Jadi Menu Makan Siang, Tegaskan Harus Protein Hewani"