Ciri-ciri autisme dapat muncul sejak masih usia kanak-kanak. (Foto: Ilustrasi/iStock) |
Autisme, atau yang disebut juga dengan gangguan spektrum autisme (Autism Spectrum Disorder/ASD) adalah suatu kondisi perkembangan yang membuat seseorang kesulitan dalam berkomunikasi atau berinteraksi. Para ahli kesehatan menggunakan istilah ASD karena autisme merupakan sebuah spektrum, artinya autisme dapat menyebabkan berbagai perilaku dan karakteristik dengan tingkat keparahan yang bervariasi.
Mereka menyebutnya sebagai gangguan perkembangan karena biasanya berkembang sebelum seseorang berusia 2 tahun. Namun, seseorang dapat didiagnosis ASD pada usia berapa pun.
Dikutip dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kemampuan dan kebutuhan pengidap autisme berbeda-beda seiring waktu. Beberapa orang autis dapat hidup dengan mandiri, tapi ada pula beberapa yang memiliki disabilitas parah dan membutuhkan dukungan dan perawatan seumur hidup.
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab autisme. Namun, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya autisme, seperti genetik, lingkungan, riwayat penyakit tertentu, dan kelahiran prematur.
Penting untuk diingat, orang tua tidak bisa serta merta menentukan secara sepihak melihat ciri-ciri autisme pada anak. Jika memang merasa anak menunjukkan ciri-ciri autisme, berkonsultasilah dengan dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang sesuai.
Lantas, apa saja ciri-ciri autisme yang bisa muncul sejak bayi? Dikutip dari Medical News Today, berikut ulasannya.
1. Jarang melakukan kontak mata
Seseorang yang mengidap autis cenderung menghindari kontak mata saat berbicara dengan orang lain. Tak hanya itu, anak dengan autisme juga kesulitan untuk fokus pada objek yang diinstruksikan.
Misalnya, ketika orang tua menunjuk ke arah sebuah benda, anak biasanya akan ikut melihat ke arah yang ditunjuk. Sementara anak dengan kondisi autis biasanya kesulitan memahami instruksi nonverbal tersebut dan bisa saja tidak memperdulikan lawan bicara atau objek yang ditunjuk.
2. Tidak merespons saat namanya dipanggil
Normalnya, bayi sudah dapat merespons jika namanya dipanggil saat berusia sekitar 6 bulan. Namun sebuah studi yang dilakukan pada 2017 mengungkapkan bayi yang mengidap ASD kerap tidak merespons saat namanya dipanggil, bahkan setelah menginjak usia 9 bulan.
3. Sulit melakukan komunikasi nonverbal
Bayi berusia 9 bulan ke atas biasanya sudah bisa melakukan komunikasi nonverbal, seperti menunjuk benda atau meniru suara yang dia dengar.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada 2019 menemukan pada usia 18 bulan, anak dengan ASD cenderung minim melakukan komunikasi nonverbal. Hal ini dapat menjadi tanda anak mengalami keterlambatan pada perkembangan kemampuan bahasanya.
4. Memiliki ekspresi wajah yang terbatas
Pada usia 4 bulan, bayi biasanya sudah dapat meniru ekspresi seperti tersenyum atau mengerutkan dahi. Lalu pada usia 6 bulan, bayi sudah mulai mengenali dan merespons emosi orang lain.
Sebaliknya, bayi yang mengidap autisme bisa saja tidak merespons terhadap senyuman atau ekspresi wajah lainnya. Mereka juga bisa merespons ekspresi atau pengalaman tertentu dengan ekspresi wajah yang tidak seharusnya.
5. Lupa dengan kemampuan yang sudah dipelajari
Bayi dengan ASD dapat lupa atau kehilangan kemampuan yang telah dipelajari sebelumnya. Sebuah studi pada 2015 menemukan hampir 1/3 anak autis kehilangan beberapa keterampilan yang telah dipelajari saat menginjak usia pra sekolah.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ciri-ciri Autisme yang Bisa Muncul Sejak Bayi, Ortu Perlu Tahu"