Flu Singapura ngegas belakangan ini (Foto: Getty Images/lolostock) |
Kasus flu Singapura atau dikenal dengan istilah medisnya sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) di Indonesia belakangan mengalami peningkatan yang signifikan, kini telah menyentuh angka lebih dari 5 ribu.
Dokter spesialis anak konsultan infeksi Prof Dr dr Edi Hartoyo SpA(K), menjelaskan penyakit ini disebabkan oleh virus, paling banyak dialami anak kurang dari 5 tahun. Menurut pengalamannya, penyakit ini jarang menyebabkan kematian.
"Pada orang dewasa ini bisa terjadi, tapi sangat jarang. Kasus flu Singapura ini sebetulnya kasus ringan. Pengalaman kami, jarang menyebabkan kematian," jelas Prof Edi dalam diskusi media IDAI, Selasa (2/4/2024).
"Tapi, ada beberapa komplikasi perlu diwaspadai, seperti radang otak, meningitis. Kalau waktu kita presentasi di luar, pernah diskusi utusan Taiwan, di sana insiden meningitis oleh virus Singapura ini relatif tinggi dibandingkan Indonesia," lanjut dia.
Lantaran banyak diidap oleh anak-anak dan bisa memicu komplikasi serius, orang tua perlu mewaspadai sederet gejala flu Singapura. Di antaranya seperti demam, ruam, hingga lesi di kulit. Selain itu, ada juga beberapa gejala yang perlu diwaspadai dan harus segera mendapatkan perawatan.
"Ada gejala mengarah infeksi berat harus dirawat rumah sakit. Gejalanya seperti demam tinggi di atas 39 derajat celsius, napas cepat seperti orang sesak," jelas Prof Edi.
"Kemudian kadang bisa menyebabkan kejang terutama di usia di bawah 6 tahun, salah satu gejala klinis bahaya ada radang di otak. Gejalanya anak agak besar, nyeri, tidak sadar, kejang, koma bahkan bisa kelumpuhan," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Banyak Dialami Anak Usia 5 Tahun, Ini Gejala Flu Singapura yang Harus Diwaspadai"