Ilustrasi Komet. Foto: Pixabay |
NASA mengumumkan bahwa sebuah komet yang terakhir muncul di langit malam selama Zaman Es, segera muncul lagi pada Februari 2023. Disebut komet C/2022 E3 (ZTF), ia mengorbit Matahari setiap 50 ribu tahun.
Dikutip dari Interesting Engineering, komet C/2022 E3 (ZTF) diperkirakan akan melintas dalam jarak 26 juta mil dari Bumi pada 1 Februari 2023.
Komet ini bisa terlihat dengan mata telanjang pada pertengahan hingga akhir Januari. Bagi yang ingin lebih jelas mengamatinya, C/2022 E3 (ZTF) dapat dilihat menggunakan teropong dan teleskop tingkat rendah saat langit cerah.
Wujud komet biru kehijauan berekor emas
Para astronom yang telah melacak komet E3 mengklaim komet itu memiliki bentuk seperti tanda koma, berwarna biru kehijauan dan berekor emas.
E3 pertama kali ditemukan oleh astronom Bryce Bolin dan Frank Masci menggunakan survei Zwicky Transient Facility (ZTF) pada 2 Maret 2022 dan sejak itu telah difoto oleh para astronom di NASA.
"Sejak itu, komet periode panjang yang baru telah menjadi sangat terang dan sekarang menyapu konstelasi utara Corona Borealis di langit subuh. Masih terlalu redup untuk dilihat tanpa teleskop," tulis NASA dalam postingannya tentang komet terkenal itu.
"Tapi gambar teleskopik cantik yang diambil pada 19 Desember ini menunjukkan wujud komet berbentuk seperti tanda koma kehijauan yang lebih terang, ekor debu lebar dan pendek, serta ekor ion redup nan panjang yang membentang melintasi bidang pandang selebar 2,5 derajat," sambungnya
"Dalam perjalanan melalui Tata Surya bagian dalam, komet E3 2022 akan berada di perihelion, paling dekat dengan Matahari, pada 12 Januari. Lalu berada di perigee, paling dekat dengan planet kita, pada 1 Februari. Kecerahan komet tidak dapat diprediksi, tetapi pada saat itu C/2022 E3 (ZTF) hanya dapat terlihat oleh mata di langit malam yang gelap dan bersih," jelas NASA.
Siapa pun yang ingin melihat komet E3, harus berada di tempat yang sangat gelap, dan membiarkan mata menyesuaikan diri dulu selama kurang lebih setengah jam.
Aplikasi astronom amatir dan situs web khusus, seperti Star Chart, Sky Safari, dan SkyView, juga dapat dipakai untuk membantu melacak posisi komet di langit.
"Komet secara intrinsik adalah objek yang sangat tidak dapat diprediksi, karena kecerahannya bergantung pada hamburan sinar Matahari dari partikel debu di area koma dan ekor komet," tulis situs pelacak komet In-The-Sky
"Dalam perjalanan melalui Tata Surya bagian dalam, komet E3 2022 akan berada di perihelion, paling dekat dengan Matahari, pada 12 Januari. Lalu berada di perigee, paling dekat dengan planet kita, pada 1 Februari. Kecerahan komet tidak dapat diprediksi, tetapi pada saat itu C/2022 E3 (ZTF) hanya dapat terlihat oleh mata di langit malam yang gelap dan bersih," jelas NASA.
Siapa pun yang ingin melihat komet E3, harus berada di tempat yang sangat gelap, dan membiarkan mata menyesuaikan diri dulu selama kurang lebih setengah jam.
Aplikasi astronom amatir dan situs web khusus, seperti Star Chart, Sky Safari, dan SkyView, juga dapat dipakai untuk membantu melacak posisi komet di langit.
"Komet secara intrinsik adalah objek yang sangat tidak dapat diprediksi, karena kecerahannya bergantung pada hamburan sinar Matahari dari partikel debu di area koma dan ekor komet," tulis situs pelacak komet In-The-Sky.
"Debu ini terus mengalir menjauh dari inti komet, dan kerapatannya pada waktu tertentu ditentukan oleh laju sublimasi es di inti komet, karena dipanaskan oleh sinar Matahari. Itu juga tergantung pada jumlah debu yang tercampur dengan es itu. Ini sangat sulit diprediksi, dan bisa sangat bervariasi bahkan di antara kemunculan berturut-turut dari komet yang sama," jelas mereka.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Komet Langka dari Zaman 50 Ribu Tahun Lalu Melintas Februari 2023"