Ilustrasi, NASA menemukan planet ekstrasurya yang disebut sebagai 'Bumi Kedua'. (Screenshot via web Nasa.Gov) |
Sebuah planet ekstrasurya yang disebut 'Bumi Kedua' ditemukan para pakar dari Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA). Seperti apa rupanya?
Mengutip situs resmi NASA, planet tersebut bernama TOI 700 e yang ditemukan lewat satelit Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS). Sejak diluncurkan pada April 2018, TESS telah menemukan 285 planet ekstrasurya terkonfirmasi dan lebih dari 6000 kandidat lainnya.
TOI 700 e adalah salah satu dari ratusan planet tersebut. Ia memiliki ukuran 95 persen Bumi dan berlokasi di zona layak huni (habitable zone) di bintangnya.
Zona layak huni merupakan sebutan yang digunakan para pakar untuk melabeli planet ekstrasurya yang memiliki jarak aman dari bintangnya. Jarak aman tersebut memungkinkan hadirnya air di permukaan dalam perjalanan sejarah planet tersebut.
"Kami pertama-tama melihat itu dan berpikir, apakah ini nyata?" kata astronom Emiliy Gilbert di Jet Propulsion Laboratory milik NASA di California.
"Saya sangat antusias," ujarnya menambahkan.
TOI 700 e mengorbit bintang katai merah yang disebut para ahli sebagai TOI 700. TOI sendiri merupakan kependekan dari TESS Object of Interest, yang terletak 100 tahun cahaya dari Bumi.
Planet ini diketahui relatif lebih tenang tanpa aktivitas dadakan yang bisa menghancurkan kehidupan di sekitar. "Dalam dua tahun penuh, data yang kami punya dari TESS, kami tidak melihat lidah api optik," kata Gilbert.
Pada mulanya, para ahli menemukan tiga planet di sistem orbit TOI 700 yakni TOI 7000 b, c, dan d. TOI 700 d juga berada di zona layak huni, namun para pakar membutuhkan satu tahun tambahan data untuk menemukan TOI 700 e.
"Ini hanyalah salah satu dari sedikit sistem dengan planet layak huni yang banyak dan kecil yang kita ketahui," kata Gilbert.
"Hal ini membuat sistem TOI 700 menjadi prospek yang menarik untuk ditindaklanjuti. Planet e berukuran sekitar 10 persen lebih kecil daripada planet d. Jadi sistem ini juga menunjukkan TESS membantu kita menemukan dunia yang lebih kecil lagi," ujarnya menambahkan.
TOI 700 d sendiri ditemukan pada 2020 dan membutuhkan waktu 37 hari untuk mengorbit bintangnya. Planet ekstrasurya itu memiliki ukuran 20 persen lebih besar daripada Bumi.
Sementara itu, TOI 700 b berukuran 90 persen Bumi dan mengorbit setiap 10 hari. Selanjutnya, TOI 700 c memiliki ukuran 2,5 lebih besar daripada Bumi dan mengorbit setiap 16 hari.
Planet-planet yang berada di sistem TOI terkunci secara tidal. Artinya, planet-planet ini hanya satu kali berputar pada sekali mengorbit.
Alhasil, satu sisi planet-planet ini selalu menghadap ke bintangnya. Hal tersebut mirip dengan sisi Bulan yang selalu menghadap ke Bumi.
Melansir Space, TESS akan mengamati lagi sistem TOI 700 dalam waktu satu minggu. Data berjangka waktu sembilan bulan atau lebih dijadwalkan telah dimiliki tahun depan.
Para pakar pun membawa 'bala bantuan' untuk TESS yakni Very Large Teleskop di Chile. Teleskop tersebut menggunakan instrumen yang disebut ESPRESSO (Echelle Spectrograph for Rocky Exoplanets and Stable Spectroscopic Observations).
Instrumen tersebut didesain untuk mengkarakterisasi planet ekstrasurya yang mirip Bumi. Para pakar berharap observasi lewat ESPRESSO dapat menentukan masa dari empat planet di sistem TOI 700.
Tak hanya itu, para ahli juga akan memanfaatkan teleskop Hubble untuk mengestimasi emisi ultraviolet TOI 700. Hal itu berguna untuk mendapatkan informasi soal model iklim yang ada di planet-planet tersebut.
Para ahli tidak menggunakan teleskop James Webb yang jauh lebih canggih. Pasalnya, kemampuan itu tidak cocok dengan TOI 700 d dan e. Namun James Webb bisa digunakan untuk meneliti TOI 700 b yang berukuran lebih besar.
Artikel ini telah tayang di cnnindonesia.com dengan judul "Temukan Bumi Kedua, Pakar Ungkap Fakta Mengejutkan"