Ilustrasi COVID-19 Kraken. (Foto: Getty Images/iStockphoto/loops7) |
Subvarian Omicron XBB.1.5 atau disebut sebagai varian 'Kraken' sudah masuk Indonesia. Kasus pertama ditemukan pada seorang warga negara Polandia yang sempat melakukan perjalanan ke Balikpapan dan bermalam di DKI Jakarta.
Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi melaporkan berdasarkan penelusuran epidemiologi awal, ditemukan ada tiga kontak erat dari pasien Kraken di RI. Satu orang berlokasi di DKI Jakarta dan dua di Kalimantan Timur.
Varian Kraken dikenal sebagai varian Corona paling menular, dengan gejala yang relatif lebih ringan. Namun pada kasus pasien Kraken di RI, dr Nadia melaporkan, ada gejala berupa batuk.
"Pasien ini gejalanya batuk ringan sudah dilakukan kontak tracing, dan semua kontak negatif," terang dr Nadia, Kamis (26/1/12023).
Gejala pada pasien subvarian Omicron XBB.1.5 diketahui mirip dengan Omicron induk. Gejala tersebut berupa:
- Tenggorokan gatal
- Nyeri punggung bawah
- Hidung meler / tersumbat
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Bersin
- Keringat malam
- Pegal-pegal
Rendah Risiko Rawat Inap
Menanggapi risiko kenaikan COVID-19 di Indonesia imbas penyebaran varian Kraken, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin optimistis imunitas masyarakat Indonesia terhadap virus Corona relatif masih tinggi.
"Kita secara populasi imunitas kita relatif masih baik. Kita harapkan nanti sero survei kan akan keluar yang bulan Februari. Nah selama populasi kita baik, terutama yang orang-orang tua yang punya komorbid itu imunitasnya masih tinggi, Insyaallah kalau ada varian baru itu bisa tertangani," ungkapnya saat ditemui detikcom di Gedung AA Maramis, Jakarta Pusat, Kamis (26/1).
"Karena Kraken kita amati dia itu penularannya memang cepat, tapi lemah. Artinya, hospitalisasinya nggak tinggi," pungkas Menkes.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kemenkes Ungkap Gejala Awal Pasien Pertama COVID Kraken di RI, Sefatal Apa?"