Ini bedanya serangan jantung dan henti jantung (Foto: ilustrasi/thinkstock) |
Sering terdengar kabar seseorang meninggal mendadak tanpa diketahui alasan yang jelas atau memiliki riwayat kronis? Usut punya usut ternyata orang tersebut mengalami henti jantung. Namun, akibat kurangnya informasi, masyarakat menganggap kondisinya sama dengan serangan jantung.
Penting diketahui, henti jantung (cardiac arrest) dan serangan jantung (heart attack) merupakan dua kondisi yang berbeda meski sama-sama dikategorikan gangguan jantung.
"Henti jantung adalah salah satu jenis gangguan aritmia. Kalau serangan jantung merupakan jenis Penyakit Jantung Koroner (PJK)," jelas dr Sunu Budhi Raharjo, SpJP(K), dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Subspesialis Intervensi Elektrofisiologis (konsultan aritmia) saat ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Senin (30/1/2023).
Aritmia merupakan kelainan irama jantung yang bisa terjadi secara lambat (slow heartbeat), kencang (fast heartbeat), dan tidak teratur (fibrilasi). Ahli medis sendiri belum mengetahui secara pasti apa penyebab dari kondisi ini sehingga sering disebut idiopatik.
Penyebab Henti Jantung dan Serangan Jantung
Melalui penuturannya, dr Sunu mengungkapkan serangan jantung disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah, sehingga alirannya terhambat dan oksigenasinya berhenti. Masalah tersebut umumnya dialami perokok berat, pengidap hipertensi, dan diabetes.
Beda halnya dengan henti jantung yang dipicu oleh pergerakan 'super' cepat dari listrik jantung sehingga berdetak tidak normal, dalam istilah medis disebut fibrilasi ventrikel.
Penanganan Henti Jantung dan Serangan Jantung
Henti jantung dan serangan jantung merupakan kondisi darurat medis yang berpotensi menyebabkan seseorang kolaps, namun keduanya memiliki penanganan berbeda.
"Kalau serangan jantung karena penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah, ya sumbatannya dibuka, baik menggunakan kateterisasi ataupun pengencer darah. Namun, henti jantung yang disebabkan oleh detak jantung super cepat tadi, cara paling sederhana untuk membantu seseorang mengembalikan denyutnya dengan Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau di tempat umum biasanya ditemukan Automated External Defibrillator (AED)," tambah dr Sunu.
Masyarakat wajib mengetahui cara tepat melakukan CPR yang juga dinamakan Bantuan Hidup Dasar (BHD). Sebab, henti jantung meningkatkan risiko kematian dalam hitungan menit bahkan detik. Jadi, sembari menunggu pertolongan medis datang, terapkanlah langkah-langkahnya berikut ini:
- Letakkan kedua tangan di tengah dada pengidap henti jantung.
- Mulai lakukan kompresi dada menggunakan ujung telapak tangan dan lengan tetap lurus. Pakai kekuatan bahu saat melakukan CPR.
- Lakukan pijat jantung dengan kecepatan 100-120 kali per menit dengan kedalaman 3-5 cm. Ulangi tindakan tersebut sampai bantuan datang.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Serupa Tapi Tak Sama, Ini Bedanya Henti Jantung Vs Serangan Jantung"