China memberikan cuti nikah 30 hari untuk dongkrak angka kelahiran. (Foto ilustrasi: Getty Images/kyonntra) |
Beberapa provinsi di China memberikan cuti panjang selama 30 hari untuk pasangan yang baru saja menikah. Aturan baru ini diberikan dengan harapan bisa mendorong dan meningkatkan angka kelahiran di China yang terus menurun saat dihantam 'resesi seks'.
Juru bicara Partai Komunis mengatakan kebijakan cuti pernikahan di China minal adalah tiga hari. Tetapi, beberapa provinsi telah menetapkan kebijakan mereka sendiri dengan waktu cuti yang lebih banyak sejak Februari.
Menurut People's Daily, Provinsi Gansu dan Shanxi sudah memberlakukan waktu cuti sebanyak 30 hari. Untuk wilayah Shanghai memberikan 10 hari dan Sichuan masih tiga hari.
"Memperpanjang cuti menikah adalah salah satu cara efektif untuk meningkatkan tingkat kesuburan," kata Yang Haiyang, dekan Institut Penelitian Pengembangan Sosial Universitas Keuangan dan Ekonomi Southwestern, dikutip dari Reuters, Rabu (22/2/2023).
"Perpanjangan cuti nikah terutama di beberapa provinsi dan kota dengan perkembangan ekonomi yang relatif lambat, seraya menambahkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk memperluas angkatan kerja dan mendorong konsumsi," sambungnya.
Yang mengatakan sejumlah kebijakan pendukung lainnya juga masih diperlukan, termasuk subsidi perumahan dan cuti melahirkan bagi laki-laki.
Seperti yang diketahui, populasi China terus menurun untuk pertama kalinya dalam enam dekade. Menurut data resmi, titik balik ini diperkirakan akan menandai dimulainya periode penurunan angka kelahiran yang panjang.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Dihantam Resesi Seks, China Beri Cuti Nikah 30 Hari Demi Dongkrak Angka Kelahiran"