Foto: picture alliance via Getty Image/picture alliance |
Di zaman sekarang, seorang wanita dianggap normal jika memiliki tiga orang anak. Namun, bagaimana jadinya jika seorang ibu melahirkan 44 anak ketika usianya masih menginjak 40 tahun?
Kabar tersebut pun baru-baru ini banyak mencuri perhatian masyarakat dunia hingga akhirnya ramai diperbincangkan di media sosial, khususnya Tiktok.
Hal inilah yang dialami wanita asal Uganda bernama Mariam Nabatanzi yang menikah pada usia 12 tahun. Selama pernikahannya, Ia telah melahirkan 4 pasang anak kembar, 5 pasang kembar tiga, dan 5 pasang kembar empat. Namun nahas, enam dari anaknya telah meninggal dunia.
Cerita unik Mariam tersebut bermula ketika anak kembar pertamanya lahir setelah setahun menikah. Dokter mengatakan dia mengidap kelainan genetik yang menyebabkan ovariumnya berbentuk sangat besar sehingga melepaskan banyak sel telur selama siklus ovulasi. Dalam istilah medis, kondisi tersebut dinamakan hiperovulasi.
"Kasusnya adalah predisposisi genetik untuk hiperovulasi yang secara signifikan meningkatkan potensi kehamilan," jelas dr Charles Kiggundu, ahli ginekolog asal Kampala, Uganda, kepada The Daily Monitor yang dikutip dari National Post, Rabu (15/2/2023).
Uganda memang salah satu negara dengan tingkat kesuburan wanita tertinggi di dunia. Setiap wanita yang sudah menikah setidaknya akan melahirkan 5-6 kali, berbanding jauh dari data World Bank yang mencatat rata-rata setiap ibu normal akan melahirkan 2-4 anak.
Mirisnya, Mariam kini membesarkan dan merawat 38 anaknya seorang diri di kala suaminya kabur bersama seluruh harta yang mereka punya dan menikah lagi.
"Saya tumbuh dengan air mata, suami saya telah memberikan banyak penderitaan," katanya saat wawancara di rumahnya sambil mata berkaca-kaca.
"Seluruh waktu saya dihabiskan untuk merawat anak-anak saya dan bekerja untuk mendapatkan uang," lanjutnya.
Untuk menafkahi keluarga, Mariam dikabarkan menjajal semua peluang kerja yang dimilikinya, seperti penata rambut, dekorasi acara, penjual besi tua, membuat gin lokal, hingga menjual jamu. Semua uang dihasilkan itu habis untuk keperluan logistik, perawatan medis, dan pendidikan anak-anaknya.
Dikutip dari Reuters, Mariam harus memasak setidaknya 25 kg jagung setiap hari untuk menghidupi seluruh anaknya. Sementara ikan dan daging bagi mereka adalah suguhan yang langka.
"Ibu kewalahan karena pekerjaanya. Kami membantu sebisa mungkin, seperti memasak dan mencuci, tetapi dia masih memikul seluruh beban untuk keluarga. Saya bersimpati padanya," kata Ivan Kibuka, anak sulungnya yang berusia 24 tahun dan harus putus sekolah karena tak memiliki uang.
Sadar berbeda dengan wanita lain, Mariam yang kala itu berusia 23 tahun dan punya 25 anak memohon kepada dokter untuk membantunya berhenti memiliki anak lagi. Namun, program keluarga berencana tidak berhasil menghentikan kesuburannya. Bahkan, dokter mengatakan dia bisa mengidap masalah kesehatan jika berhenti melahirkan.
Meski ada solusi medis untuk mengatasi masalah Mariam, intervensi tersebut tidak tersedia di pedesaan yang ditempatinya. Dikutip dari Mayo Clinic, sindrom hiperstimulasi ovarium dapat mengancam nyawa dengan efek penggumpalan darah, gagal ginjal, ovarium terpelintir, atau masalah pernapasan.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Viral Wanita Tersubur di Dunia, Lahirkan 44 Anak di Usia 40 Tahun"