Hagia Sophia

21 March 2023

IDAI: Anak Dianjurkan Tidak Konsumsi Obat Racikan

IDAI beberkan alasan tidak menganjurkan obat racikan untuk anak. (Foto: Getty Images/SDI Productions)

Kasus gagal ginjal akut progresif pada anak (GGAPA) yang ramai beberapa waktu lalu membuat masyarakat takut untuk menggunakan obat sirup. Seperti yang diketahui, kasus tersebut berkaitan dengan penggunaan obat sirup yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).

Hal ini juga membuat tenaga kesehatan hingga apoteker tidak meresepkan obat sirup untuk sementara waktu, dan beralih memberikan obat racikan. Ini membuat penggunaan obat racikan sempat meningkat beberapa waktu lalu.

Namun, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia dr Piprim Basarah Yanuarso SpA (K) menyoroti penggunaan obat racikan atau polifarmasi. Menurutnya, idealnya dokter tidak menggunakan obat racikan.

"Jadi, idealnya kita tidak menggunakan obat racikan sebetulnya. Hanya karena kasus kemarin (gagal ginjal), jadi dokter-dokter kembali ke racikan lagi," tutur dr Piprim dalam talkshow BPOM terkait farmakovigilans, Senin (20/3/2023).

"Tapi, nanti sesudah obat sirup ini sudah dipastikan aman, mungkin kita bisa kembali lagi menggunakan obat sirup," lanjutnya.

Polifarmasi adalah penggunaan banyak obat pada waktu yang bersamaan atau penggunaan terlalu banyak jenis obat. Menurut dr Piprim, ini akan mempersulit identifikasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Karena kesulitannya, polifarmasi kalau ada sesuatu kita nggak tahu mana yang bikin efek sampingnya karena komponennya banyak. Selain itu, stabilitas obatnya karena kita nggak tahu obat main campur-campur saja dan nggak memenuhi standar untuk obat yang baik sebetulnya," jelas dia.

dr Piprim juga menegaskan bahwa secara teori obat racikan ini tidak dianjurkan. Tetapi, ini masih bisa dilakukan jika memang tidak ada lagi obat yang menyediakan bentuk sirupnya.

Sebagai contoh, dr Piprim mengungkapkan misalnya pemberian obat Furosemide dari dokter jantung untuk anak-anak. Namun, untuk anak membutuhkan dosis yang lebih kecil, sehingga mau tidak mau harus membuat racikannya.

"Tapi satu obat satu racikan. Jadi yang kita hindari polifarmasi-nya," pungkasnya.
























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "IDAI Tak Anjurkan Anak Minum Obat Racikan, Ini Alasannya"