Ilustrasi pasien serangan jantung. (Foto: Tangkapan layar viral/Twitter) |
Sebuah video yang menunjukkan pria yang mendadak terbangun saat tertidur pulas, viral di media sosial. Dalam unggahan tersebut, dinarasikan bahwa pria tersebut diduga mengalami serangan jantung atau heart attack.
"Itu penyempitan pembuluh jantung, kardiovaskuler datangnya mendadak tidak ada gejala dan mematikan. Untuk bantuan pertama tepuk2 punggungnya dan tekan ujung-ujung jari tangan untuk memperlancar peredaran darah," ujar akun @mid*****a_2, Rabu (26/4/2023).
Menanggapi video tersebut, spesialis jantung dan pembuluh darah dr Ignatius Yansen NG, SpJP (K), FIHA, FAsCC meluruskan bahwa cara-cara tersebut bukanlah pertolongan pertama yang tepat bagi pasien serangan jantung. Ia menyebut, menepuk-nepuk punggung dan memijat ujung-ujung jari tidak akan menolong pasien.
"Jadi kalau menepuk-nepuk punggung dan memijat jari itu bukan pertolongan pertama, itu hoax yang tidak benar," kata dr Yansen.
dr Yansen menambahkan, henti jantung dan serangan jantung merupakan hal yang berbeda. Menurutnya, henti jantung bisa dipicu oleh beberapa faktor seperti serangan jantung atau trauma.
"Jadi kalau henti jantung tuh lebih luas artinya jantung tiba-tiba berhenti untuk bekerja. Penyebabnya banyak, bisa serangan jantung, serangan benda tumpul seperti kecelakaan, trauma saat olahraga, misalnya kalau ketendang saat bela diri, jadi itu adalah henti jantung," kata dr Yansen dihubungi detikcom, Jumat (28/4/2023).
Sementara itu, serangan jantung terjadi aliran darah ke jantung terhenti. Meski demikian, keduanya bisa menyerang kapan saja termasuk ketika tidur.
"Kalau serangan jantung karena penyumbatan, kalau henti jantung itu karena banyak faktor. Tapi keduanya tidak bisa terjadi saat tidur, bisa juga saat beraktivitas," ungkap dr Yansen.
Pertolongan Pertama Serangan Jantung
dr Yansen menyebut, pasien serangan jantung harus segera dibawa ke rumah sakit guna penanganan lebih lanjut. Namun, sembari menunggu pertolongan medis ada cara-cara yang bisa dilakukan, di antaranya:
1. Memastikan pasien dalam keadaan nyaman
dr Yansen menyebut pasien harus diposisikan dalam keadaan nyaman agar situasi sidak semakin parah.
2. Longgarkan pakaian pasien
Pastikan pakaian pasien dalam keadaan longgar agar bisa bernapas. Misalnya, membuka kancing atau melepas ikat pinggang yang dikenakan pasien.
3. Obat-obatan
Obat-obatan untuk pertolongan pertama pasien yang mengalami serangan jantung harus disiapkan. Obat-obatan yang dapat digunakan yaitu obat pengencer darah yang dapat ditaruh di bawah lidah pasien.
Pertolongan Pertama Henti Jantung
Pertolongan pasien henti jantung berbeda dengan pasien serangan jantung. Pada pasien henti jantung, biasanya mereka dalam keadaan tidak sadar.
"Tentu saja, yang diberi obat itu pasien yang sadar. Kalau pasiennya henti jantung, tidak sadar, bahkan denyut nadinya tidak teraba, tentu kita harus berikan CPR," jelasnya.
Langkah-langkah untuk melakukan CPR di antaranya:
1. Melihat situasi
Pastikan lingkungan aman bagi pasien maupun penyelamat.
2. Cek respons
Cobalah panggil dan lihat kondisi pasien. Hal ini untuk memeriksa apakah pasien merespons suara atau gerakan yang diberikan penyelamat.
3. Meraba nadi pasien
Jika pasien tidak memberikan respons, raba denyut nadi pasien sekitar 10 detik. Apabila nadi tidak teraba, periksalah kondisi dada pasien.
4. Lakukan prosedur CPR
Prosedur CPR yaitu prosedur pijat jantung dengan kedalaman 5-6 cm dan frekuensi 100 kali per menit. Tujuan dari CPR yaitu 'memompa' jantung agar bisa kembali berfungsi.
"Guidelinenya yang penting circulation. Artinya, dalam CPR yang penting adalah pijat jantung," beber dr Yansen.
Mengingat masih dalam masa pandemi, dr Yansen tidak menyarankan penolong untuk memberi napas buatan pada pasien. Sebab, keselamatan penolong juga harus diprioritaskan.
"Sampai saat ini belum disarankan pemberian napas secara langsung atau mouth to mouth karena kita masih dalam masa pandemi yang belum dicabut sampai saat ini," kata dr Yansen.
"Jadi yang penting itu safety first, baik untuk pasien maupun penolongnya," lanjutnya.
dr Yansen juga menyarankan agar pasien melakukan CPR hingga bantuan medis datang. Sebab, otak dan jantung hanya memiliki waktu enam menit sebelum berfungsi kembali.
"Jadi kalau lewat dari enam menit, itu jaringannya atau otaknya akan mati. Makanya harus dilakukan CPR, pertolongan pertama, denyut jantungnya kita pompa supaya bisa berfungsi kembali," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bukan Tepuk Punggung! Begini Pertolongan Pertama Serangan Jantung"