Gejala pasien COVID-19 varian Arcturus yang paling banyak ternyata bukan mata merah. (Foto: Agung Pambudhy) |
Lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia beberapa waktu terakhir menjadi sorotan. Kenaikan kasus COVID-19 disebut dapat terjadi karena beberapa faktor. Beberapa di antaranya adalah arus balik libur lebaran dan kemunculan COVID-19 varian XBB 1.16 Arcturus.
Varian Arcturus sebelumnya disebut-sebut menjadi dalang meningkatnya kasus COVID-19 di India secara signifikan. Dalam penelitian yang dilakukan, salah satu gejala baru yang muncul dari pasien Arcturus adalah mata merah.
Namun, untuk di DKI Jakarta sendiri gejala yang paling banyak dialami oleh pasien COVID-19 varian Arcturus bukanlah mata merah. Hingga saat ini sudah ada 10 pasien varian Arcturus yang dicatat oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Berikut ini adalah daftar gejala yang dialami oleh 10 pasien COVID-19 varian Arcturus menurut data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta:
- Pasien 1: Batuk, pilek, nyeri otot, tenggorokan gatal
- Pasien 2: Batuk, pilek, sesak napas, mual/muntah, pneumonia
- Pasien 3: Demam
- Pasien 4: Batuk, demam, pilek, malaise, mata merah
- Pasien 5: Batuk, pilek, nyeri otot, mual/muntah
- Pasien 6: Tanpa gejala
- Pasien 7: Batuk, pilek, sakit tenggorokan
- Pasien 8: Batuk, pilek
- Pasien 9: Batuk, pilek
- Pasien 10: Batuk, demam, pilek, sakit tenggorokan, anosmia
Dari seluruh pasien varian Arcturus yang tercatat, hanya ada satu pasien yang mengalami gejala mata merah. Mayoritas pasien varian Arcturus mengalami gejala COVID-19 pada umumnya seperti batuk dan pilek.
Terdapat dua pasien yang memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Pasien nomor 1 melakukan perjalanan ke India dan pasien nomor 5 melakukan perjalanan ke Thailand.
Adapun status vaksinasi varian Arcturus di DKI Jakarta mayoritas sudah melakukan vaksin booster. Ada 8 pasien yang sudah melakukan vaksinasi booster dan 1 pasien sudah mendapatkan vaksin booster dosis kedua.
Selain itu, satu pasien lainnya belum mendapatkan vaksin COVID-19 sama sekali dan masih berusia 5 tahun.
Walaupun varian Arcturus yang menjadi biang melonjaknya angka kasus COVID-19 di India sudah masuk ke Indonesia, pihak Dinkes DKI Jakarta meminta masyarakat untuk tidak khawatir. Menurutnya, kondisi pandemi saat ini sudah jauh lebih terkendali karena masyarakat sudah banyak melakukan vaksinasi COVID-19.
"Kondisi COVID-19 di Jakarta sangat terkendali. Apapun variannya, tidak perlu panik. Semua masih keluarga Omicron dan belum ada tanda kuat menyebabkan keparahan gejala yang masif," ucap Dinkes DKI Jakarta dalam pernyataan resminya, Jumat (28/4/2023).
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Gejala Terbanyak Kasus Arcturus di DKI, Bukan Mata Merah Tapi..."