Penyebab cuaca panas beberapa waktu terakhir di Asia. (Foto: Dhaka) |
Beberapa minggu terakhir, sejumlah negara di Asia sedang mengalami suhu panas yang cukup ekstrem, mulai dari Thailand, Myanmar, Laos, Vietnam, hingga Cina.
Dalam satu pekan terakhir, Myanmar mencatat rekor suhu tertinggi selama bulan April, mencapai 43 derajat celcius. Bangladesh mencetak rekor suhu tertinggi yang tembus di atas 50 derajat celcius.
Di Bangladesh, wilayah Kumarkhali, Kushtia mencapai suhu 51,2 derajat celcius pada 17 April 2023, menjadikan hari tersebut hari terpanas selama 58 tahun terakhir. Suhu yang begitu tinggi ini juga menyebabkan sejumlah permukaan jalan meleleh.
Bahkan, pemerintah Thailand sempat menganjurkan para penduduk untuk tidak beraktivitas di luar ruangan untuk menghindari penyakit. Suhu di Ibu Kota Thailand, Bangkok, tercatat mencapai 42 derajat celcius dengan indeks suhu beserta kelembapan yang mencapai 54 derajat celcius.
Hantaman suhu panas ini berdampak besar, tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga dalam keseharian dan kesehatan. Cuaca panas yang tinggi membuat peningkatan konsumsi listrik yang cukup drastis.
Di beberapa negara, seperti India dan Filipina, cuaca panas ini juga sampai menyebabkan penutupan sekolah dan perubahan sistem pembelajaran, seperti pengurangan waktu belajar dan perubahan dari pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran daring.
Bulan lalu, lebih dari 100 siswa di Laguna, Manila dilarikan ke rumah sakit akibat dehidrasi setelah menjalankan kegiatan latihan menghadapi kebakaran. Saat itu, suhu cuaca diketahui mencapai 39 derajat celcius hingga 42 derajat celcius.
"Yang termiskin dari yang miskin akan menjadi yang paling menderita. Terutama, akan berdampak besar pada komunitas pertanian, mereka yang bergantung pada agrikultur atau perikanan," ujar dr Fahad Saeed, Regional Lead for South Asia and The Middle East Climate Analytics.
Menurut dr Fahad Saeed, suhu panas memang sudah menjadi bagian dari kehidupan di negara Asia. Namun, peningkatan temperatur yang terjadi saat ini tergolong cukup drastis dan melebihi batas kemampuan beradaptasi masyarakat.
"Perubahan iklim akibat ulah manusia adalah penyebab terbesar dari peningkatan jumlah dan keganasan gelombang panas yang terjadi di seluruh Asia. Hal ini menandakan fakta bahwa kedaruratan iklim telah mencapai Asia," jelas Deepshikha Sharma, seorang ahli spesialis iklim dan lingkungan dari Icimod.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Alasan Asia Rekor Cuaca Panas Tiada Henti, Bangladesh Super Mendidih 51,2 Celcius!"