Kondisi langit Jakarta Pusat pukul 11:00 WIB. (Foto: Khadijah Nur Azizah/detikHealth) |
Udara DKI Jakarta sedang tak baik-baik saja. Berdasarkan data IQAir Selasa (30/5/2023) pada pukul 10:59, konsentrasi PM2.5 bahkan 13,8 kali lipat di atas pedoman atau standar WHO. Kualitasnya berada di kategori tidak sehat dengan air quality index 158.
Para warga disarankan untuk selalu memakai masker saat di luar ruangan, menutup jendela untuk menghindari polusi. Menyalakan air purifier untuk menyaring kualitas udara buruk, hingga menghindari sementara waktu olahraga di luar ruangan.
Terkait kondisi ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto buka suara.
Persoalan terkait polusi udara sebetulnya sejak lama diharapkan bisa diatasi dengan uji emisi berkala dan beralihnya warga menggunakan transportasi publik massal. Menurutnya, hal ini menjadi jalan efektif memperbaiki kualitas udara DKI.
DKI disebutnya tengah melakukan perencanaan Strategi Pengendalian Pencemaran Udara (SPPU) terkait perbaikan kualitas udara hingga 2030.
"Kami menyusun kebijakan ini berdasarkan pendekatan saintifik dan evidence based," ungkap Asep dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom Selasa (30/5).
Dari kajian yang dilakukan, strategi paling efektif adalah dua hal tersebut. DLH disebut Asep rutin melakukan kampanye penggunaan transportasi publik massal, uji emisi akbar juga bakal digelar di sejumlah kota, termasuk Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Udara DKI Lagi Tak Baik-baik Saja, Dinas Lingkungan Hidup Angkat Bicara"