Hagia Sophia

17 June 2023

Paris Menjadi Sorotan Media Akibat Dilanda Wabah Jutaan Tikus

Ilustrasi tikus di Paris. (Foto: AFP Photo/PHILIPPE LOPEZ)

Beberapa waktu terakhir, kota Paris di Perancis menjadi sorotan media gegara dilanda wabah tikus yang jumlahnya mencapai 6 juta ekor. Jumlah populasi tikus tersebut melebihi jumlah warga paris dengan perbandingan 3:1 mengingat bahwa Paris mempunyai populasi 2,1 juta orang.

Walikota Paris Anne Hidalgo ingin meminta kepada masyarakatnya untuk menerima keadaan dan bisa hidup berdampingan dengan tikus. Saat ini, wakil walikota Paris untuk kesehatan masyarakat Anne Souyris membentuk sebuah komite untuk menyelidiki seberapa bisa manusia dan tikus bisa hidung berdampingan.

"Dengan panduan dari walikota, kami telah memutuskan untuk membentuk sebuah komite untuk masalah kohabitasi," kata Anne Souyris, wakil walikota Paris untuk kesehatan masyarakat dikutip dari RT, Jumat (16/6/2023).

Kebijakan Menuai Pro dan Kontra

Kebijakan ini bukan pertama kalinya dikeluarkan oleh Paris. Pada 2017, Paris menyalurkan 1,8 juta dollar AS atau setara dengan Rp 26,8 miliar untuk memasang tempat sampah kedap udara dan penggunaan racun tikus.

Berdasarkan kebijakan yang telah diumumkan bahwa masyarakat harus hidup berdampingan dengan tikus membuat perubahan yang signifikan dari kebijakan-kebijakan yang sebelumnya pernah diterapkan.

Hal ini lantas menimbulkan pro dan kontra oleh berbagai pihak. Salah satunya orang yang mengkritik rencana tersebut yakni politisi Geoffroy Boulard.

"Kehadiran tikus di permukaan berbahaya bagi kualitas hidup warga Paris," kata Boulard melalui media sosialnya.

"Paris berhak mendapatkan yang lebih baik," sambungnya lagi.

Sementara itu, kelompok pecinta hewan seperti Paris Animal Zoopolis (PAZ) menilai bahwa kebijakan tersebut jauh lebih baik.

"Metode pengendalian tikus yang sebelumnya tidak efektif dan kejam. Metode terbaru ini sangat penting," ucap pihak PAZ.

"Ketika kami berbicara tentang 'hidup bersama' dengan tikus. Kami tidak bermaksud tinggal bersama di rumah. Tetapi memastikan bahwa hewan-hewan ini tidak menderita dan kami tidak diganggu," tambahnya

Penyakit yang Mengintai Warga Paris

Adanya kritik terkait penyebaran penyakit yang disebarkan oleh tikus, Souyris mengatakan bahwa tikus yang sedang menjadi pembahasan ini bukanlah tikus hitam yang membawa wabah. Namun, tikus tetap bisa membawa penyakit.

"Tikus di Paris tidak menimbulkan risiko kesehatan masyarakat yang signifikan. Kami membutuhkan saran ilmiah, bukan siaran pers politik," ucap Souyris, dikutip dari CNN, Jumat (16/6/2023).

Dikutip dari laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), tikus bisa menularkan beberapa penyakit melalui kotoran, gigitan, air liur, urine, dan udara. Dikutip dari berbagai sumber, berikut penyakit yang bisa ditimbulkan oleh tikus, antara lain:

1. Leptospirosis
Dikutip dari laman CDC, leptospirosis merupakan penyakit yang bisa menyerang manusia dan hewan. Penyakit ini dapat terjadi akibat bakteri dari genus Leptospira.

Pada manusia, beberapa orang tidak menunjukkan gejala sama sekali, tetapi terdapat gejala yang ditimbulkan oleh penyakit leptospirosis yakni sakit kepala, menggigil, demam tinggi, muntah, penyakit kuning, nyeri otot, sakit perut, diare, ruam, dan mata merah.

Jika penyakit ini tidak segera ditangani, menimbulkan kerusakan ginjal, gagal hati, meningitis, gangguan pernapasan, bahkan kematian.

2. Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS)
Penyakit HPS adalah penyakit pernapasan yang langka dan parah. Penyakit ini disebabkan oleh hantavirus. Jika seseorang bersentuhan secara langsung dengan hewan yang membawa hantavirus berisiko terkena HPS bahkan orang sehat sekalipun.

Penyakit ini memiliki gejala awal yakni, susah bernapas, demam, nyeri otot, batuk, dan sakit kepala. Namun, gejala ini bisa berkembang dengan cepat dan berat yang membuat pengidapnya mengalami tekanan darah tidak normal, syok, dan gagal napas.

3. Rat Bite Fever (RBF)
Penyakit yang harus diwaspadai jika hidup berdampingan dengan tikus adalah demam gigitan tikus atau RBF. Demam ini disebabkan oleh bakteri Streptobacillus moniliformis atau Spirillum minus yang bisa ditemukan di mulut, hidung, sekresi konjungtiva, dan urine tikus.

4. Salmonellosis dan Campylobacteriosis
Bakteri ini dianggap sebagai bakteri patogen yang berasal dari makanan. Namun, pada hewan seperti tikus bisa memperbanyak dan mentransmisikan bakteri pada hewan serta makanan. Keduanya secara tidak langsung menjadi bagian dari penyakit zoonosis.

5. Tularemia
Penyakit ini disebabkan oleh Francisella tularensis dan sering ditemukan pada hewan liar seperti kelinci, berang-berang, tikus, dan hewan lainnya. Melakukan kontak langsung dengan hewan yang sudah mati atau sakit bisa membuat orang atau hewan peliharaan lainnya mengalami sakit akibat tularemia. Penyakit ini bisa mengancam jiwa namun dapat diobati dengan antibiotik.
























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Fakta-fakta Populasi Tikus 'Meledak' di Paris, Warga Diminta Hidup Berdampingan"