Hagia Sophia

17 June 2023

Banyak Warga Korut Terancam Mati Kelaparan, Ini Dampaknya Bila Kurang Makan

Kelaparan adalah kondisi yang mengancam jiwa. (Foto: Getty Images/ferrantraite)

Warga Korea Utara menjerit kekurangan pasokan makanan sehingga memicu ancaman mati kelaparan. Penyebab kekurangan makanan di Korea Utara disebut terjadi ketika mereka menutup perbatasan pada Januari 2020 karena COVID-19.

Seorang wanita yang tinggal di ibu kota Pyongyang memberi tahu bahwa dia mengenal sebuah keluarga beranggotakan tiga orang yang mati kelaparan di rumah.

"Kami mengetuk pintu mereka untuk memberi mereka air, tapi tidak ada yang menjawab. Ketika pihak berwenang masuk ke dalam, mereka menemukan mereka tewas," kata Ji Yeon, bukan nama sebenarnya, kepada BBC.

Kondisi kelaparan sangat mengancam jiwa. Selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan, malnutrisi dapat menyebabkan penyakit tertentu, seperti anemia ketika orang tidak mendapatkan cukup zat besi atau beriberi jika mereka tidak mendapatkan tiamin yang cukup.

Saat dihadapkan dengan kelaparan, tubuh melawan balik. Hari pertama tanpa makanan sangat mirip dengan puasa semalam antara makan malam dan sarapan pagi berikutnya. Tingkat energi rendah tetapi meningkat dengan makan pagi.

Dalam beberapa hari, jika tidak ada makanan untuk dimakan, tubuh mulai 'memakan' dirinya sendiri. Metabolisme melambat, tubuh tidak bisa mengatur suhunya, fungsi ginjal terganggu dan sistem kekebalan tubuh melemah.

"Tubuh mulai mengonsumsi simpanan energi: karbohidrat, lemak, dan kemudian protein bagian dari jaringan," kata Maureen Gallagher, penasihat nutrisi senior untuk Aksi Melawan Kelaparan, sebuah jaringan organisasi kemanusiaan internasional yang berfokus pada penghapusan kelaparan kepada NPR dikutip Sabtu (17/6/2023).

Ketika tubuh menggunakan cadangannya untuk memenuhi kebutuhan energi dasar, tubuh tidak dapat lagi memasok nutrisi yang diperlukan ke organ dan jaringan vital.

Jantung, paru-paru, ovarium, dan testis menyusut. Otot menyusut dan orang merasa lemah. Suhu tubuh turun dan orang bisa merasa kedinginan. Orang bisa menjadi mudah tersinggung, dan menjadi sulit untuk berkonsentrasi.

Akhirnya, tidak ada yang tersisa untuk tubuh mengais kecuali otot.

"Begitu simpanan protein mulai digunakan, kematian tidak jauh," kata Dr. Nancy Zucker, direktur Duke Center for Eating Disorders di Duke University.

"Anda mengonsumsi otot Anda sendiri, termasuk otot jantung," sambungnya.

Pada tahap akhir kelaparan, orang bisa mengalami halusinasi, kejang, dan gangguan irama jantung. Akhirnya, jantung berhenti.

Ada banyak kemungkinan terkait jumlah waktu orang dapat bertahan hidup tanpa makanan, tergantung pada usia, berat badan, apakah mereka memiliki cukup air, dan apakah mereka memiliki masalah kesehatan lain yang mendasarinya.

"Kelaparan adalah ancaman," ujar Zucker.

Orang yang kelaparan mungkin bertindak seperti hewan yang terpojok, waspada terhadap perubahan apa pun di sekitar mereka dan terlalu cepat bereaksi terhadap ancaman yang dirasakan. Dengan kekurangan makanan yang parah, orang mulai melakukan sesuatu untuk menjatah makanan.

Orang-orang yang kelaparan terlihat apatis, lesu. Mereka yang kelaparan mungkin tidak terlihat seperti sedang kesakitan, tapi bukan berarti mereka tidak menderita.
























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Warga Korut Terancam Mati Kelaparan, Sefatal Ini Efek Kurang Makan pada Tubuh"