Viral pasien hemodialisis lomba makan kerupuk. (Foto: Tangkapan Layar TikTok SS Viral) |
Baru-baru ini beredar video pasien Hemodialisis yang lebih dikenal dengan proses cuci darah, ikut merayakan 17-an dengan mengikuti perlombaan makan kerupuk. Video viral tersebut mendapat banyak tanggapan, banyak yang terhibur tetapi ada juga yang waswas memikirkan nasib pasien ke depan.
Salah satu kekhawatiran disampaikan oleh Ketua Umum Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI), Tony Richard Samosir. Terkait viralnya video tersebut, Tony menyoroti privasi pasien yang diatur oleh UU No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
"Pengambilan foto dan video pasien di rumah sakit tidak boleh melanggar privasi pasien," kata Tony saat dihubungi detikcom, Jumat (18/8/2023).
Dari sisi medis, Tony berpendapat bahwa pasien cuci darah memang relatif santai alias tidak menegangkan. Tak jarang, pasien masih bisa menjalaninya sambil bercanda seperti halnya yang tergambar dalam video lomba makan kerupuk. Selama kondisi pasien dinilai aman, maka relatif tidak ada masalah secara medis.
"Namun yang perlu diperhatikan karena dikawatirkan terjadi masalah di blodline tersebut apalagi jika memakai CDL, jarumnya terlepas justru itu akan merugikan pasien," jelas Tony yang juga menjalani cuci darah dari 2009 hingga 2016.
Ia juga mengingatkan, lomba makan kerupuk bisa membuat pasien menghadapi beberapa risiko. Pertama, pasien jadi banyak gerak, sementara pasien cuci darah umumnya disarankan untuk tidak terlalu banyak bergerak saat proses hemodialisis.
Selain itu, pasien cuci darah tidak bisa memproduksi urine sehingga makan dam minum umumnya dibatasi. Sementara itu, natrium dalam kerupuk bisa berdampak pada kondisi pasien.
"Pihak rumah sakit harus mengevaluasi sebelum melakukan perlombaan dan satu yang perlu diperhatikan adalah keselamatan pasien, karena keselamatan pasien adalah hukum tertinggi yang harus kita junjung tinggi," pesannya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Hemodialisis Kok Sambil Lomba Makan Kerupuk 17-an, Nggak Bahaya Ta?"