Ilustrasi. (Foto: Getty Images/damircudic) |
Buruknya kualitas udara beberapa waktu terakhir di beberapa wilayah, termasuk DKI Jakarta, membuat para orang tua khawatir terhadap anak mereka yang pergi ke sekolah. Pasalnya, polusi udara yang buruk dapat memicu gangguan pada pernapasan, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak.
Lantas, perlukah penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) seperti saat pandemi COVID-19?
Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Darmawan Budi Setyanto, SpAK, mengatakan sebenarnya polusi bukanlah masalah baru seperti halnya pandemi COVID-19. Permasalahan polusi di beberapa wilayah sebenarnya sudah ada sejak dulu.
Termasuk juga dengan peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) atau batuk pilek pada anak. Menurut dr Budi, peningkatan kasus ini bisa terjadi secara fluktuatif, artinya bisa naik dan turun.
"Nah untuk polusi ini, kan ini bukan masalah baru. Ini masalah lama, apa iya sekarang polusi meningkat secara bermakna atau begitu-begitu saja sebenarnya?" imbuhnya saat media briefing, Jumat (18/8/2023).
Menurut dr Budi, pengambilan kebijakan PJJ untuk anak sekolah diperlukan kajian dan studi lebih lanjut terkait apakah peningkatan kasus ISPA atau batuk-pilek ini benar-benar disebabkan oleh polusi atau ada faktor lain. Karenanya, ia menyebut tak bisa serta-merta langsung mengambil keputusan menerapkan PJJ.
"Jadi jangan terlalu gampang menyimpulkan. Mesti dilakukan studi yang lebih dalam dulu," katanya.
"Dalam pengalaman praktik saya, itu memang ada fluktuasi dari waktu ke waktu. Kadang-kadang kasus batuk-pileknya tinggi sekali, kemudian turun. Jadi ada fluktuasi naik dan turun. Nah kita masih kaji dulu ini apakah benar fluktuasi benar-benar meningkat karena polusi atau bukan," tuturnya lagi.
dr Budi mengakui bahwa memang ada peningkatan kasus ISPA atau batuk pilek pada anak. Namun, peningkatan tersebut terjadi sejak COVID-19 mereda sebelum ada isu polusi udara buruk.
Hal ini dikarenakan gaya hidup yang berubah sejak meredanya pandemi-19, yakni banyak anak-anak yang sudah tak memakai masker saat berinteraksi di sekolah.
"Peningkatan kasus ini memang sejak COVID-19 mereda, anak-anak mulai mereda. Ini belum ada isu polusi ini ya, sejak pandemi mereda, kemudian anak-anak masuk sekolah, berinteraksi antar mereka yang awalnya menggunakan masker namun lama-lama tidak betah, dilepas maskernya, terjadi peningkatan kasus batuk-pilek juga," katanya.
"Kalau anak-anak kena selesma (common cold) kemudian masuk sekolah, nah ini cepat sekali menyebar di antara teman-teman sekolahnya."
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "IDAI Masih Kaji PJJ Anak Sekolah di Tengah Polusi Ugal-ugalan"