Foto: Rodrigo Reyes Marin/Pool via REUTERS |
Jepang belakangan dikecam keras sejumlah negara imbas pembuangan limbah nuklir ke laut. Dikhawatirkan membuat makanan laut tidak lagi aman akibat ada risiko terkontaminasi.
Namun, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida bersama tiga menteri lain, baru-baru ini menunjukkan seberapa aman konsumsi makanan laut dari tempat pembuangan limbah PLTN Fukushima Daiichi. Mereka tengah memakan sashimi pada Rabu (30/8/2023).
Kishida dan ketiga menterinya lahap menyantap sashimi ikan flounder, gurita, dan ikan bass, yang ditangkap di pantai Fukushima setelah seminggu lalu limbah mulai dibuang. Sashimi dibarengi dengan sayuran, buah-buahan, dan semangkuk nasi yang dipanen di prefektur.
Pembuangan air limbah yang telah diolah ke laut, dimulai pada hari Kamis dan diperkirakan akan terus berlanjut selama beberapa dekade, mendapat tentangan keras dari kelompok nelayan dan negara-negara tetangga.
China melarang semua impor makanan laut Jepang. Di Korea Selatan, ribuan orang bergabung dalam aksi unjuk rasa selama akhir pekan untuk mengecam aksi tersebut.
Semua data pengambilan sampel air laut dan ikan sejak dirilis berada jauh di bawah batas keamanan yang ditetapkan.
Nishimura mengunjungi jaringan supermarket Fukushima pada hari Senin untuk mencicipi ikan, dan Kishida akan mengunjungi pasar ikan Toyosu di Tokyo pada hari Kamis juga untuk mempromosikan ikan Fukushima.
Di Korea Selatan, Presiden Yoon Suk Yeol juga memakan ikan untuk makan siang. Menurut kantor berita Yonhap, kafetaria Kantor Kepresidenan minggu ini menyajikan ikan Korea, yang permintaannya menurun karena kekhawatiran akan dampak pelepasan air limbah dari pabrik Fukushima.
Kementerian Luar Negeri Jepang mengeluarkan peringatan perjalanan pada hari Minggu yang mendesak warga Jepang lebih berhati-hati di China, dengan alasan meningkatnya pelecehan dan protes yang disertai kekerasan atas pembuangan air limbah. Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno mengatakan bahkan ada pelempar batu menargetkan kedutaan Jepang, konsulat, dan sekolah di Tiongkok.
"Ini sangat disesalkan dan kami prihatin," kata Matsuno.
Sementara makan siang tersebut menunjukkan komitmen kuat Kishida untuk mengambil kepemimpinan dalam mengatasi kerusakan reputasi sambil tetap menjaga perasaan komunitas perikanan di Fukushima. "Penting untuk menunjukkan keamanan berdasarkan bukti ilmiah dan dengan tegas menyebarkan (informasi) di dalam dan di luar Jepang," kata Kishida.
Para pejabat dan laporan mengatakan ribuan panggilan telepon dari China telah menargetkan kantor-kantor pemerintah Fukushima dan operator pembangkit listrik tenaga nuklir.
"Banyak penelepon berteriak dalam bahasa China, dan beberapa orang meneriakkan kata-kata bodoh dan makian lainnya," lapor media lokal, NHK Jepang.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Tepis Kekhawatiran Cemaran Radiasi, PM Jepang Makan Sushi dari Laut Fukushim"