Warga melawan polusi udara. (Foto: Grandyos Zafna) |
Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA merupakan salah satu penyakit yang kerap muncul karena tingginya polusi udara. Dokter paru dr Januar Habibi, B.Med, Sc, SpP mengatakan bahwa apabila masyarakat mengalami gejala ISPA, ada baiknya tidak langsung menggunakan obat.
"Tapi kalau saya pribadi, sebisa mungkin jangan langsung beli obat. Kalau kita yakin ini karena pajanan polusi udara yang buruk coba mulai dengan air minum dulu," ucap dr Januar ketika ditemui di Jakarta Selatan, Jumat (1/9/2023).
dr Januar mengatakan jarang minum dapat menyebabkan tenggorokan kering sehingga memunculkan kebiasaan berdeham. Kebiasaan tersebut dapat memicu radang dan polusi bisa memperparah efeknya.
"Kalau napasnya masih enak, belum demam, coba jangan pakai obat dulu. Kalau sudah tanpa obat belum berhasil atau malah demam ya coba dengan obat sesuai dengan gejala yang muncul," katanya.
"Namun ada baiknya bisa segera ke dokter dulu ya agar mendapatkan penanganan yang lebih tepat," sambungnya.
Berkaitan dengan menjaga minum, dr Januar menyarankan masyarakat untuk minum setidaknya setiap 20 menit sekali. Hal itu dilakukan untuk menjaga agar tenggorokan tetap lembab.
"Kalau minum jangan terlalu lama jaraknya karena kita perlu melembabkan tenggorokan kita. Kalau bisa setiap 20 menit. Jadi minum itunya nggak harus segelas, seteguk saja," jelasnya.
Selain menjaga hidrasi tubuh, dr Januar juga menyarankan mencuci hidung secara rutin. Langkah tersebut dapat membersihkan beberapa jenis polutan tertentu yang menempel di rongga hidung.
"Cuci-cuci hidung itu akan sangat membantu. Zat polutan yang ukuran tertentu itu bisa menempel di rongga hidung, jadi kalau kita bisa cuci hidung sebelum dia masuk kita bisa buang duluan," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Mendadak Serak Kena ISPA gegara Polusi? Begini Meredakannya Tanpa Obat"