Foto: Live Science/Nastasic via Getty Images |
Manusia sibuk memperpanjang angka harapan hidupnya, sedangkan ada satu makhluk di sekitar kita, terpenjara oleh takdir mati mudanya.
Ya, takdir itu menimpa lalat capung (Palingenia longicauda) di mana menurut ilmuwan memiliki panjang umur paling sedikit.
Siklus hidup serangga air tawar itu, pertama mereka menetas dari telur berupa larva dan hidup di bawah air selama dua tahun lamanya. Tahapan di dalam air ini disebut sebagai Embriogenesis dan Nimfa.
Mereka kemudian mengembangkan sayap mereka sebagai tahap akhir siklus hidup mereka untuk akhirnya mereka kawin. Tahapan di darat ini disebut Subimago dan Imago.
Banyak dari lalat capung hidup kurang dari 24 jam setelah sayap mereka terbentuk, bahkan ada yang bertahan tidak lebih dari 5 menit.
Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki mulut atau sistem pencernaan yang berfungsi pada saat mereka di tahap Subimago dan Imago. Mereka hanya mengandalkan energi yang dikumpulkan pada saat Nimfa.
"Karena tidak memiliki sistem pencernaan yang besar, betina memiliki lebih banyak ruang untuk telur di dalam tubuhnya," ujar Luke Jacobus, peneliti lalat capung sekaligus profesor biologi di Universitas Indiana. Dilansir detikINET dari Live Science, Rabu (20/9/2023)
Jacobus juga mengatakan bahwa satu betina bisa mengandung lebih dari 10 ribu telur, sehingga waktu dewasa mereka yang singkat itu sebenarnya dihabiskan dengan efisien.
Namun, lalat capung juga banyak dimangsa yang bisa mengganggu proses keberlangsungan siklus hidup mereka sekaligus berpotensi menyeret mereka pada kepunahan.
Jadi, kenapa lalat capung harus cepat mati? Bukankah itu secara alami merugikan mereka?
Menurut ilmuwan, malah itu adalah strategi yang bagus dari alam. Evolusi bisa bermain-main dan mengutak-atik garis keturunan serangga ini. Ibaratnya menurut evolusi, menghabiskan lebih banyak waktu sebagai nimfa adalah strategi yang paling bagus.
"Sepertinya, evolusi telah memutuskan bahwa lalat capung nimfa berfungsi sebagai pengumpulan nutrisi, sedangkan lalat capung dewasa berfungsi sebagai mekanisme terbang, berproduksi, dan bertelur," ujar Jacobus.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Hewan dengan Usia Terpendek di Dunia, Kurang dari Sehari Mati"