Ilustrasi. (Foto: Thinkstock) |
Seorang pria 30 tahun yang tak disebutkan namanya menceritakan kisah saat dirinya penasaran melakukan tes DNA pada putranya. Semua berawal dari rasa curiga melihat sang putra yang masih berusia 2 tahun tidak mirip dengannya.
"Anak saya sama sekali tidak terlihat seperti saya. Saya punya rambut coklat dan mata yang hijau. Sedangkan anak saya punya rambut yang pirang dan warna rambut biru," ujarnya dikutip dari NY Post, Jumat (13/10/2023).
Namun karena ia tidak sepenuhnya yakin dengan rasa curiga tersebut, ia lantas melakukan tes DNA secara diam-diam. Ia bahkan tidak memberitahukan kekasihnya akan hal itu.
"Saya melakukan tes garis keturunan tanpa memberitahu siapapun, bahkan kekasih saya sekalipun. Ternyata setelah hasilnya keluar, saya bukanlah ayah kandung dari anak tersebut," ucapnya.
Awalnya ia mengaku merasa hancur. Perlahan-lahan, rasa sakit hatinya mulai memudar.
"Dia memberitahu saya bahwa ia hamil di awal-awal sekali hubungan kami dan menurut saya itu aneh. Namun dia bersikeras bahwa anak tersebut adalah milikku," katanya.
"Dia mungkin bahkan tidak tahu siapa ayah kandungnya, jadi menurut saya mengungkitnya hanya akan menimbulkan masalah," sambungnya.
Meskipun ia tidak sepenuhnya yakin apakah kekasihnya itu menipunya, pria tersebut memutuskan untuk terus mengasuh anak tersebut. Ia akan terus menganggap anak tersebut sebagai anaknya.
"Saya memiliki cukup uang untuk menghidupi kami, jadi saya tidak khawatir soal kebutuhan anak atau semacamnya. Saya masih ayahnya. Saya sudah berada di sisinya sejak sebelum ia lahir hingga sekarang," ujarnya.
Walaupun begitu ia berencana tetap akan berkata jujur pada anaknya. Namun ia akan menunggu anaknya cukup umur untuk mengetahui hal tersebut.
"Saya berencana untuk memberitahu ketika ia sudah cukup umur demi kemungkinan masalah kesehatan dan semacamnya. Nanti terserah dia jika ia ingin mencari ayah kandungnya," kata pria tersebut.
Apa Itu Tes DNA?
Tes DNA merupakan prosedur yang dilakukan untuk menilai profil genetik. Spesialis forensik dan medikolegal dr Nadia Ulfah Faddila, SpFM mengungkapkan bahwa profil genetik tersebut dapat memperlihatkan kondisi biologis seseorang.
"Tes DNA bisa menentukan apakah seseorang menderita penyakit atau kondisi medis tertentu, memiliki faktor risiko terhadap penyakit atau kondisi medis tertentu. Atau misalnya memiliki mutasi gen yang dapat diturunkan," ucap dr Nadia ketika dihubungi detikcom beberapa waktu lalu.
"Selain itu, dalam kedokteran forensik tes DNA juga sangat penting dalam proses identifikasi, misalnya pada kasus bencana di mana kondisi tubuh korban tidak lagi utuh sehingga harus dilakukan tes DNA untuk mengenali identitas para korban," sambungnya.
Ia menambahkan tes DNA juga kerap digunakan untuk menentukan garis keturunan. Salah satunya menentukan siapa orang tua biologis seseorang.
"Pada pemeriksaan DNA untuk menentukan garis keturunan, maka yang dibandingkan adalah profil DNA antara ayah, ibu, dan anak. Hasilnya nanti dilihat pada DNA anaknya apakah separuhnya sesuai dengan profil DNA ayah dan separuhnya lagi sesuai dengan profil DNA ibu," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kronologi Pria Kaget Bukan Main saat Tahu Putranya Bukan Anak Kandung usai Tes DNA"