Foto: ilustrasi/thinkstock |
Masalah mengenai defisiensi tiamin atau vitamin B1, jarang terjadi di negara-negara maju. Namun, sering terjadi pada negara-negara berkembang seperti Bangladesh. Defisiensi tiamin ini, merupakan masalah yang cukup penting karena menyangkut kesehatan masyarakat yang akan berpotensi cukup fatal. Penyakit yang disebabkan oleh defisiensi tiamin ini disebut dengan penyakit beri-beri.
Penyakit beri-beri adalah penyakit yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B1, atau dikenal sebagai kekurangan tiamin. Tiamin ini memiliki fungsi sebagai kofaktor dalam beberapa enzim yang terlibat untuk metabolisme energi. Mengutip melalui jurnal berjudul Defisiensi Tiamin Penyakit yang Terlupakan (2018), penyakit beri-beri dibagi menjadi dua jenis, yaitu beri-beri kering dan beri-beri basah (kardiovaskular).
Penyakit beri-beri kering biasanya akan menyebabkan gangguan pada saraf. Sedangkan, beri-beri basah dapat menyebabkan gangguan pada jantung. Kira-kira apa saja penyebabnya? Lalu bagaimana gejala dan cara mengobatinya? Nah, untuk tahu lebih jauh tentang penyakit beri-beri, simak pembahasannya di bawah ini.
Penyebab Penyakit Beri-beri
Penyebab utama dari penyakit beri-beri adalah rendahnya tingkat vitamin yang dikonsumsi pada makanan sehari-hari. Selain itu, kemampuan tubuh dalam memproses tiamin juga menjadi penyebab dari penyakit beri-beri. Penyakit beri-beri biasanya banyak ditemukan di negara berkembang yang mengonsumsi nasi tanpa tambahan lauk yang bergizi cukup. Sedangkan di negara-negara maju, penyakit beri-beri jarang ditemukan karena memiliki akses pada makanan yang mengandung tiamin seperti sereal, atau roti.
Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa di negara maju ada yang terjangkit penyakit beri-beri. Pasalnya, konsumsi alkohol di negara maju cukup tinggi dan penyalahgunaan alkohol, bisa menjadi salah satu faktor penyebab dari penyakit beri-beri. Penyakit beri-beri bisa disebabkan karena keturunan genetik, yang menyebabkan tubuh tidak mampu menyerap vitamin dari makanan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyakit Beri-beri
Faktor lainnya yang dapat menjadi faktor risiko penyakit beri-beri yaitu:
- Konsumsi alkohol yang berlebih
- Penyakit sistem pencernaan seperti celiac atau diare
- Malnutrisi
- Diabetes
- Penyakit ginjal
- Kehamilan
- Ibu yang sedang menyusui
- HIV atau AIDS
- Operasi bariatrik.
Gejala Penyakit Beri-beri
Penyakit beri-beri merupakan penyakit yang bisa menjangkit siapa saja, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak. Tidak memandang gender dan juga usia. Secara umum, penyakit beri-beri akan menampilkan beberapa gejala berikut ini yang dikutip melalui laman WebMD.
- Mengalami kelemahan atau kehilangan fungsi otot
- Mengalami kebingungan secara mental
- Mengalami kesemutan atau mati rasa pada bagian jari tangan ataupun kaki
- Kelelahan
- Dada terasa nyeri
- Mual atau muntah
- Demam
- Jantung terasa berdebar-debar.
Namun, pada dasarnya, gejala dari penyakit beri-beri tergantung pada jenis penyakit beri-beri yang sedang diderita. Dikutip melalui laman Healthline, berikut ini gejala penyakit beri-beri kering dan basah.
Gejala Penyakit Beri-beri Kering
- Penurunan fungsi otot pada bagian kedua tungkai bawah
- Kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki
- Kesulitan berbicara
- Kelumpuhan.
Penyakit Beri-beri Basah
- Sesak napas ketika melakukan aktivitas fisik
- Ketika bangun tidur disertai dengan sesak napas
- Denyut jantung cepat
- Tungkai bawah kaki bengkak.
Cara Mengobati Penyakit Beri-beri
Untuk mengobati penyakit beri-beri, hal yang bisa dilakukan adalah memperbaiki nutrisi yang dikonsumsi tubuh. Setelah mendapatkan diagnosis dari dokter, biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan diet tiamin. Berikut ini makanan-makanan yang mengandung tiamin:
- Sereal
- Oatmeal
- Biji bunga matahari
- Kacang-kacangan
- Ikan
- Yogurt
- Daging sapi
- Salmon.
Tujuan pengobatan dari penyakit beri-beri adalah untuk meningkatkan kadar thiamin dalam tubuh. Namun, dalam kasus darurat, dokter dapat merekomendasikan suplemen oral atau suntikan untuk memberikan tiamin, tergantung pada kesehatan seseorang secara keseluruhan. Dokter juga dapat menyarankan untuk mengonsumsi suplemen lain untuk mendukung pengobatan.
Selain itu, selama pengobatan, dokter juga dapat menyuruh pasien untuk melakukan tes darah secara rutin untuk memeriksa kadar tiamin hingga kembali normal. Sebagian orang mungkin perlu untuk terus mengonsumsi suplemen tiamin dengan dosis yang lebih rendah atau melakukan perubahan pada pola makannya untuk memastikan agar penyakit beri-beri tidak kambuh lagi.
Dengan penanganan dini, kerusakan jantung dan sistem saraf akibat penyakit beri-beri dapat disembuhkan. Ini tidak berlaku pada seseorang yang sudah mengalami defisiensi tiamin cukup lama, karena beberapa gejala tetap akan muncul meskipun setelah melakukan pengobatan. Demikian yang dapat detikHealth rangkum semoga bermanfaat!
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Penyakit Beri-beri: Penyebab, Faktor, Gejala, dan Cara Mengobatinya"