Ilustrasi diabetes pada usia muda. (Foto: Getty Images/iStockphoto/AMR Image) |
Diabetes melitus tidak lagi hanya banyak ditemukan pada usia lanjut, generasi muda mulai dari usia 18 hingga 20 tahun ke atas juga mengalaminya. dr Andi Alfian SpPD yang sehari-hari berpraktik di RSUP Persahabatan tidak sedikit menemui kelompok usia 30 tahun ke bawah mengidap diabetes imbas gaya hidup yang tidak sehat.
Tiga gejala khas yang sering dikeluhkan adalah mudah haus, mudah lapar, dan sering buang air kecil di malam hari.
"Jadi memang secara jumlah memang semakin banyak, faktor risiko yang paling mempengaruhi adalah lifestyle, dengan banyaknya makanan-makanan instan yang ada sekarang, makanan instan tinggi kalori, tinggi gula, sangat tinggi kadarnya, terus juga dari aktivitas fisik generasi muda sekarang, itu juga sangat mempengaruhi," bebernya dalam webinar yang disiarkan live di Instagram @Kemenkes_RI, Senin (13/11/2023).
Diabetes banyak dikaitkan dengan gangguan di organ pankreas, tetapi dr Andi meluruskan pemicunya tidak hanya berdasarkan satu faktor.
"Kalau untuk diabetes kita sering mengaitkan dengan pankreas, padahal secara faktor fisiologisnya itu bukan hanya organ pankreas saja yang bisa mempengaruhi, head to toe, dari otak, otot, lemak dan sebagainya bisa mempengaruhi atau bisa membuat terjadinya diabetes," sambungnya.
Tren kasus diabetes melitus pada anak juga terpantau meningkat. Kebanyakan mengidap diabetes tipe 1. Hal yang sama diutarakan Aman Bhakti Pulungan, dokter spesialis anak dari Divisi Endokrinologi Universitas Indonesia. Dalam kesempatan terpisah, dirinya memperkirakan bahkan catatan kasus diabetes pada anak bisa lebih banyak dari yang terlaporkan.
"Yang masuk ke CDiC (Changing Diabetes in Children) itu sekitar 1.100-an, dari 0-25 tahun. Mostly, 90 sampai 95 persen tipe 1," kata Aman dalam acara media briefing bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) baru-baru ini.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Duh! Usia 18+ Makin Banyak yang Kena Diabetes, Gaya Hidup Jadi Biang Kerok"