Foto: Andhika Prasetia |
Penny K Lukito resmi mengakhiri masa jabatannya sebagai Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) periode 2016-2023. Kelanjutan tugasnya kini diemban Lucia Rizka Andalucia sebagai Plt Kepala BPOM RI, mulai Senin (6/11/2023).
Penny mengaku posisi strategis sebagai Kepala BPOM RI, tidak lepas dari conflict of interest dan kepentingan politik. Namun, dirinya selalu berpedoman pada keamanan dan kesehatan warga negara Indonesia.
Terbukti, dalam beberapa kasus perjalanan masa pandemi COVID-19, intervensi untuk segera 'mengesahkan' banyak obat dan perawatan yang belum memiliki evidence based, kerap diterimanya. Namun, lagi-lagi, Penny tidak 'gentar' dengan segala tekanan.
"Memang ada proses komunikasi berat yang kita lewati, tetapi selama kita tetap konsisten tentang sains, basis sains tersebut, sebagai regulator, terbukti kita bisa melewati dan tidak melakukan langkah-langkah yang salah, kalau melakukan langkah pasti ketahuan," beber Penny saat ditemui detikcom di Auditorium Gedung Merah Putih, BPOM RI, Senin (6/11/2023).
"Kasus-kasus ivermectin, vaksin Nusantara, coba kalau kita setuju, apa yang terjadi? Kalau kita lemah dan menyerah, Indonesia tidak akan bisa di-respect," sorotnya.
Banyak yang kemudian mempertanyakan kegigihan dan keberanian Penny saat menolak izin untuk sejumlah obat, vaksin, yang belum jelas keamanan dan efektivitasnya. Penny menjawab dengan sederhana, setiap langkah selama menjadi Kepala BPOM RI tidak lepas dari keyakinannya, akan bantuan Tuhan selama berada di jalan yang benar.
"Mungkin banyak yang bertanya ya, kenapa Bu Penny kok bisa begitu beraninya? Tidak ada rasa takut selama kita pegang kebenaran untuk masyarakat banyak, kan ada data bukti, ada tim expert yang mendukung, jadi walaupun pengambilan keputusan di saya, saya tidak bisa mengambil keputusan tidak dengan berbasis data," sebutnya.
Bukan tanpa alasan, sikap semacam ini disebut Penny diharapkan bisa 'menular' ke khalayak banyak. Membangun kepercayaan berbasis sains dan data, tidak lemah dengan tekanan politik juga kepentingan sesaat.
"Jika iya, nanti yang menderita adalah masyarakat luas," tutur dia.
Berpengalaman sebagai pegawai negeri sipil (PNS) selama 30 tahun, menjadi bagian dari Bappenas dan memimpin BPOM RI lebih dari 7 tahun membuat Penny tak ingin berhenti berkarya. Meski belum diketahui karier mana yang kemudian dipilih di masa mendatang, Penny ingin tetap berkontribusi pada keamanan obat dan makanan.
Selayaknya manusia biasa, Penny tidak menampik banyak hari-hari berat yang dijalani sebagai Kepala BPOM RI. Bahkan, dirinya mengaku ada masa saat seperti tidak sadar berada di fase stres.
Terlebih, dalam sehari, dirinya hanya meluangkan waktu tidur selama tiga sampai empat jam.
"Saya waktu itu tidak tahu, apakah karena stres atau tidak, saya tidak bisa diam di rumah, saya setiap hari pergi pakai pakaian putih, vest warna biru, tidak pernah ganti, mungkin saya stres tapi saya merasa nyaman saja waktu itu selalu berpakaian seperti itu, datang ke kantor, driver saya cuma ajudan saya sama suami, sampai nggak berani yang lain," kenangnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Penny K Lukito Akhiri Masa Tugas sebagai Kepala BPOM RI, Kenang Masa Pandemi"