Foto: Getty Images/jarun011 |
HBsAg adalah kepanjangan dari Hepatitis B Surface Antigen (antigen permukaan hepatitis B). Ini merupakan protein yang muncul dalam darah ketika seseorang terinfeksi hepatitis B.
Untuk mengetahui apakah seseorang terkena penyakit hepatitis B atau tidak, maka tes HBsAg dapat dilakukan. Namun, apa itu tes HBsAg? Simak informasinya pada uraian berikut.
Dilansir situs Verywell Health, tes HBsAg adalah tes darah yang mendeteksi antigen permukaan hepatitis B. Kadar HBsAg yang tinggi biasanya bisa mengindikasi aktif atau tidaknya infeksi hepatitis B virus (HBV) dalam tubuh.
HBsAg adalah lapisan luar dari sel HBV. Bagian tengah sel mengandung DNA virus, sementara di sekelilingnya terdapat protein yang disebut hepatitis B core antigen (HBcAg).
HBsAg mengelilingi HBcAg dan menjadi komponen terselubung yang melindungi virus dari serangan sistem imun alami tubuh. Tapi, sistem kekebalan tubuh bekerja sampai menembus komponen ini untuk membunuh virus.
Di saat sistem imun berhasil merusak virus, maka akan ada sisa-sisa HBsAg yang tertinggal dalam puing-puing seperti darah. Dan inilah yang bisa terdeteksi oleh tes laboratorium.
Adapun hepatitis B adalah infeksi pada organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B virus. Virus dapat menyebar saat kamu bersentuhan dengan darah, luka, maupun cairan tubuh seseorang yang mengidap hepatitis B.
Pada sebagian orang, hepatitis B dapat bersifat ringan dan hanya berlangsung dalam waktu singkat. Kasus hepatitis B jangka pendek (akut) mampu menjadi kronis dan dapat menyebabkan gagal hati, kanker, dan kondisi yang mengancam nyawa.
Hepatitis B merupakan penyakit yang serius. Namun, pengidap hepatitis B akut tidak selalu mengalami gejala. Jika mengalami gejala, mungkin seperti penyakit kuning, kotoran berwarna terang, demam, kelelahan dalam waktu lama, nyeri perut hingga sendi.
Gejala pada infeksi kronisnya juga tidak selalu muncul. Kalau muncul, gejalanya kemungkinan akan sama dengan gejala kasus akut. Dan gejala juga tidak timbul pada 1-6 bulan setelah tertular HBV, sehingga kamu mungkin tidak merasakan apa-apa bila terkena penyakit ini.
Menurut laman WebMD, sekitar sepertiga dari orang yang mengidap hepatitis B tidak merasakan bahwa diri mereka terkena penyakit ini. Mereka baru mengetahui terjangkit hepatitis B melalui tes HBsAg ini.
Siapa yang Harus Melakukan Tes HBsAg?
Setiap orang bisa melakukan tes HBsAg secara berkala atau minimal sekali dalam seumur hidup. Tapi, kamu dapat mengikuti tes ini jika mengalami gejala dari hepatitis B yang meliputi:
Penyakit kuning, seperti kulit, bagian putih mata, serta air kencing berubah menjadi kuning, cokelat, atau oranye;
- Kotoran berwarna pucat
- Demam
- Kelelahan yang berlangsung dalam waktu lama
- Gangguan perut seperti kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah
- Nyeri perut dan sendi.
Selain itu, pemeriksaan HBsAg bisa dilakukan secara rutin selama masa kehamilan, sebelum mendonorkan darah atau organ, sebelum memulai terapi imunosupresif, hingga pada individu yang berisiko lebih tinggi terkena HBV.
Dengan melakukan tes ini, seseorang akan teridentifikasi apakah terkena hepatitis B akut atau kronis. Sehingga mereka juga dapat memperoleh vaksinasi hepatitis B setelahnya.
Penjelasan tentang Hasil Tes HBsAg
Setelah melakukan tes HBsAg maka kamu akan mendapatkan hasil positif atau negatif. Berikut penjelasan hasilnya:
1. Hasil HBsAg Positif
Jika hasil tes menunjukkan positif maka kamu kemungkinan terinfeksi hepatitis B. Tak hanya itu, kamu bisa tahu apakah terkena hepatitis B akut atau kronis. Hasil tes HBsAg yang positif dapat pula menandakan bahwa kamu bisa menularkan virus ke orang lain.
Tapi, vaksin hepatitis B disebutkan juga bisa menyebabkan hasil tes HBsAg positif, lho. Maka itu, jika kamu baru mendapat dosis vaksin hepatitis B maka bisa saja dokter menyarankan untuk menunggu sebulan lagi untuk melakukan tes HBsAg ulang.
2. Hasil HBsAg Negatif
Jika hasil tes HBsAg menyatakan negatif maka artinya antigen permukaan virus hepatitis tidak ditemukan pada sampel darah kamu. Itu menunjukkan pula kalau kamu tidak terinfeksi penyakit hepatitis B.
Tes Lain untuk Diagnosis Hepatitis B
Selain tes HBsAg, ada juga beberapa tes lain yang dilakukan bersama untuk mengidentifikasi apakah ada infeksi HBV dalam tubuh atau tidak. Berikut beberapa tes lain untuk diagnosis hepatitis B:
1. Tes Anti-HBs
Tes anti-HBs atau Hepatitis B Surface Antibody (antibodi permukaan hepatitis B) adalah tes yang menunjukkan kekebalan dari infeksi HBV, baik karena pemulihan setelah infeksi atau dari vaksinasi.
2. Tes Anti-HBc
Tes anti-HBc atau Total Antibody to Hepatitis B core Antigen (antibodi total terhadap antigen inti hepatitis B) adalah tes yang mengukur antibodi dan menunjukkan apakah kamu pernah memiliki infeksi HBV aktif. Anti-HBc muncul pada awal infeksi HBV dan mampu bertahan seumur hidup.
3. Tes IgM Anti-HBc
Tes IgM Antibody to Hepatitis B core Antigen (antibodi IgM terhadap antigen inti hepatitis B) adalah tes yang menunjukkan apakah infeksi HBV akut telah terjadi dalam kurun waktu 6 bulan terakhir atau tidak.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Mengenal Tes HBsAg untuk Deteksi Penyakit Hepatitis B"