Situasi Jalur Gaza. (Foto: REUTERS/Anas al-Shareef) |
Kondisi pelayanan kesehatan yang ada di Jalur Gaza saat ini berada dalam kondisi kritis. Selain blokade terhadap kebutuhan kesehatan, pengeboman yang dilakukan Israel juga menyebabkan banyak tenaga kesehatan tewas dan fasilitas kesehatan rusak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa setidaknya ada 102 serangan pada tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan di Gaza dalam periode waktu 7 Oktober sampai 4 November.
"Sejak 7 Oktober, WHO mencatat ada 102 serangan terhadap layanan kesehatan di Jalur Gaza. Serangan telah mengakibatkan 504 korban jiwa, 459 luka-luka, kerusakan juga terjadi di 39 faskes dan 31 ambulans," ujar pihak WHO Wilayah Palestina dikutip dari X.
"Lebih dari separuh serangan kesehatan terjadi dan lebih dari separuh rumah sakit rusak di Gaza. Pelayanan kesehatan bukanlah sasaran. WHO menyerukan perlindungan aktif terhadap warga sipil dan layanan kesehatan," sambungnya.
Menteri Kesehatan Palestina Mai Al Kaila dalam kesempatan berbeda melaporkan bahwa 31 hari semenjak dimulainya perang Israel-Hamas, total 175 personel medis dan 34 pekerja pertahanan sipil tewas di Jalur Gaza.
Dikutip dari Aljazeera, dalam periode yang sama 16 rumah sakit dan 51 klinik tidak dapat beroperasi. Hal ini terjadi akibat pengeboman yang dilakukan Israel atau akibat kekurangan bahan bakar, obat-obatan sehingga faskes tidak dapat beroperasi.
Salah satu insiden pada faskes yang sempat menjadi sorotan adalah serangan rudal Israel di sekitar RS Arab Al-Ahli dan ambulans. Kejadian tersebut menewaskan tenaga kesehatan dan pasien yang sedang dirawat.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "WHO: Ada 102 Serangan Israel ke Faskes Gaza, Ratusan Nakes Tewas"