Nyamuk wolbachia disebar demi enyahkan DBD. (Foto: Kevin Frayer/Getty Images) |
Kementerian Kesehatan RI memastikan penyebaran nyamuk wolbachia efektif untuk mengatasi kasus demam berdarah dengue (DBD). Ini dilakukan dengan menggunakan teknologi perkawinan nyamuk wolbachia.
Perkawinan nyamuk dengan teknologi wolbachia memungkinkan nyamuk tidak dapat menyebarkan virus dengue yang menyebabkan DBD. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik dr Siti Nadia Tarmizi menjelaskan wolbachia merupakan sebuah bakteri yang dapat melumpuhkan virus dengue penyebab demam berdarah yang berada di dalam tubuh nyamuk.
"Jadi wolbachia itu kayak bakteri dimasukkan ke dalam nyamuk. Jadi nyamuk itu nanti di dalamnya ada wolbachia-nya," ucap dr Nadia ketika ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Rabu (31/5/2023).
"Nanti kan mereka dilepaskan alam bebas itu kan kawin sama nyamuk lain, nyamuk lain keturunan dia sudah otomatis menjadi nyamuk ber-wolbachia yang tidak bisa menularkan dengue," sambungnya lagi.
Selain Indonesia, beberapa negara di dunia juga menggunakan metode tersebut untuk mengatasi kasus demam berdarah.
Malaysia
Institute for Medical Research (IMR), lembaga penelitian Kementerian Kesehatan Malaysia, mengatakan proyek Wolbachia Malaysia yang diluncurkan pada 28 Maret 2017 berhasil menurunkan kasus DBD. Saat itu, nyamuk dengan bakteri wolbachia dilepaskan di 11 wilayah dengan catatan kasus DBD tinggi yakni di Lembang Klang.
"Setelah satu tahun dirilis, kasus demam berdarah menurun secara signifikan," kata IMR yang dikutip dari The Star.
"Hasil dari program operasional ini menjadi dasar untuk perluasan pelepasan di masa depan di daerah-daerah rawan demam berdarah lainnya," sambungnya.
IMR mengatakan Malaysia menjadi negara endemik pertama yang menggunakan nyamuk Wolbachia untuk pengendalian demam berdarah. Kementerian Kesehatan telah menetapkan rencana lima tahun untuk pelepasan nyamuk ber-Wolbachia di titik-titik panas demam berdarah sebagai program peluncurannya.
Singapura
Singapura juga menggunakan nyamuk Wolbachia sebagai salah satu cara untuk mengatasi kasus demam berdarah. Mereka membangun sebuah pabrik di distrik Ang Mo Kio, Singapura, untuk mengembangbiakkan lebih dari 300 juta nyamuk dan akan menghasilkan 7 juta lagi setiap minggunya.
Dikutip dari Channel News Asia, bangunan ini adalah markas dari Project Wolbachia, tempat menghasilkan nyamuk Aedes aegypti pejantan yang tidak menggigit dan melepaskannya di lokasi-lokasi terpilih untuk kawin dengan nyamuk-nyamuk betina.
Karena nyamuk-nyamuk pejantan ini membawa bakteri Wolbachia, maka telur hasil perkawinan tersebut tidak akan menetas sehingga dapat menekan populasi nyamuk.
Brasil
Yayasan penelitian Brazil, Fiocruz, telah menandatangani kesepakatan dengan Program Nyamuk Dunia (WMP) untuk memperluas penggunaan bakteri Wolbachia untuk melawan demam berdarah, Zika, dan chikungunya-penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Metode ini saat ini diterapkan di Brazil dengan harapan bakteri Wolbachia mampu menghalangi penularan virus ke manusia.
Di Brazil, metode ini dilakukan oleh Fiocruz bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan. Dikutip dari Agencia Brasil, upaya tersebut dimulai pada tahun 2015 dengan pelepasan nyamuk di dua distrik kecil di Rio de Janeiro.
Karena inisiatif ini terbukti berhasil, inisiatif ini segera diperluas ke kota dan negara bagian lain.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Tak Cuma RI, Ini Daftar Negara yang Sebar Nyamuk Wolbachia demi Lenyapkan DBD"