Hagia Sophia

16 November 2023

Kemenkes: Penyebaran Nyamuk Wolbachia untuk Basmi DBD

Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

Penyebaran nyamuk wolbachia sebagai langkah pengendalian penanganan demam berdarah dengue (DBD) menjadi sorotan. Masih ada kekhawatiran terkait efektivitas penanganan DBD dengan menyebar nyamuk ber-wolbachia.

Hal ini juga terjadi di Denpasar dan Buleleng. Telur nyamuk ber-wolbachia yang semula akan disebar di Denpasar pada Senin (13/11/2023) dan Buleleng pada Minggu (12/11/2023) dihancurkan.

"Dengan penundaan yang terjadi, maka telur akan dihancurkan karena memiliki masa simpan yang singkat," tutur Chief of Partnership, Strategic Program, and Operation Save the Children Indonesia Erwin Simangunsong dikutip dari detikBali, Rabu (15/11/2023).

Padahal, sebelumnya telur nyamuk ber-wolbachia akan dibagikan pada 22 ribu rumah tangga di Denpasar dan Buleleng. Dilakukan berkala selama 12-20 minggu.

Erwin menyebut kekhawatiran sejumlah pihak soal penyebaran nyamuk wolbachia banyak dilatarbelakangi disinformasi. Padahal, wolbachia disebutnya menjadi bakteri alami yang berada di populasi serangga sejak dulu. Hingga kini, tidak ada evidence based yang menunjukkan penyebaran nyamuk wolbachia malah membahayakan manusia, hewan, maupun lingkungan.

"Metode ini juga bukan rekayasa genetika yang mengubah gen atau DNA nyamuk. Sehingga, tidak ada perubahan pada bentuk, sifat, dan ukuran dari nyamuk," tegas Erwin.

Respons Kemenkes RI

Kementerian Kesehatan RI buka suara. Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu, langkah penyebaran nyamuk wolbachia ini sudah mendapatkan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Risetnya juga lebih dulu dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Terbukti, kasus demam berdarah dengue (DBD) menurun signifikan.

"Kemenkes sangat percaya dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh teman2 UGM dan sudah ada rekomendasi WHO," tegas Maxi saat dihubungi detikcom Selasa (14/11/2023).

Riset penyebaran nyamuk wolbachia semula dilakukan WMP di Yogyakarta dengan filantropi yayasan Tahija, dalam skala terbatas selama empat tahun hingga 2015. Wolbachia terlihat mampu melemahkan virus dengue di tubuh nyamuk aedes aegypti. Artinya, virus dengue menjadi tidak menular ke tubuh manusia.

"Jika aedes aegypti jantan berwolbachia kawin dengan aedes aegypti betina, virus dengue pada nyamuk betina akan terblok. Selain itu, jika yang berwolbachia itu nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan yang tidak berwolbachia maka seluruh telurnya akan mengandung wolbachia," demikian pernyataan resmi Kemenkes, dikutip Selasa (14/11).

Kasus DBD pasca penyebaran nyamuk ber-wolbachia di Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul pada 2022 sebanyak 77 persen.




























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Sebar Nyamuk Wolbachia demi 'Enyahkan' DBD Ramai Disorot, Kemenkes Beri Penegasan"