Aktivitas warga DKI Jakarta menggunakan masker. (Foto: Ari Saputra) |
Tidak hanya Singapura dan Malaysia, Indonesia juga melaporkan adanya peningkatan kasus COVID-19 dalam beberapa waktu terakhir. Pihak Kementerian Kesehatan RI menuturkan bahwa terjadi peningkatan kasus COVID-19 hingga 80 persen.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengungkapkan bagaimana situasi dan kondisi pasien COVID-19 yang ada di Ibu Kota. Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI dr Ngabila Salama menyebut bahwa lonjakan kasus seperti ini wajar terjadi setiap enam bulan sekali, khususnya pada pancaroba dan musim hujan.
"Sejak Juni 2023 Indonesia sudah masuk fase endemi COVID-19. Lonjakan kasus COVID-19 dapat terjadi setiap enam bulan sekali, polanya seperti ISPA terutama terjadi lonjakan saat pancaroba dan musim penghujan," ujar dr Ngabila pada detikcom, Selasa (5/12/2023).
dr Ngabila menuturkan hingga saat ini memang ada sedikit peningkatan kasus COVID-19 di DKI Jakarta. Namun, ia tidak merinci berapa jumlah kasus yang terjadi. dr Ngabila mengatakan situasi masih sangat terkendali dan tidak ada kenaikan angka perawatan di rumah sakit.
"Ada sedikit kenaikan kasus COVID-19 di DKI Jakarta tapi sangat terkendali dan 95 persen bergejala ringan dan OTG (orang tanpa gejala)," jelas dr Ngabila.
"Tidak ada kenaikan angka perawatan rumah sakit. Lonjakan kasus COVID-19 di DKI Jakarta terjadi terakhir pada terakhir pada Mei-Juni 2023," sambungnya.
Dinkes DKI mengimbau masyarakat untuk terus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Gunakan masker di ruangan terbuka ketika sakit dan rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kasus COVID-19 di DKI Merangkak Naik, 95 Persen Kasus Bergejala Ringan"