 |
| Situasi di Gaza. (Foto: REUTERS/MOHAMMED SALEM) |
Jumlah pengungsi di Nasser Medical Complex di Gaza wilayah selatan terus bertambah. Kondisi ini membuat banyak orang terpaksa tidur di tanah terbuka setelah tempat penampungan baru didirikan di tempat parkir.
Rumah sakit yang ada di Khan Younis ini memberikan perawatan bedah kepada pasien yang mengalami trauma dan luka bakar. Pihak medis setempat menuturkan bahwa gelombang pasien baru datang terus menerus-menerus sehingga kapasitas mencapai titik puncaknya.
"Rumah sakit telah menerima pasien yang terluka parah hampir setiap jamnya," ucap koordinator medis Doctors Without Borders Chris Hook dikutip dari Al Jazeera, Selasa (5/12/2023).
"Dengan situasi seperti ini, tidak ada ruangan lagi yang tersedia. Ini sungguh situasi yang mengerikan. Semua orang benar-benar khawatir dengan apa yang akan terjadi selanjutnya," sambungnya.
Melihat situasi ini, Hook mendesak gencatan senjata secara menyeluruh di seluruh Gaza. Menurutnya itu menjadi jalan satu-satunya untuk mengatasi krisis kesehatan yang tengah terjadi di Gaza.
Dewan Eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berencana mengadakan pertemuan darurat pada 10 Desember untuk membahas krisis yang tengah terjadi di Gaza dan Tepi Barat. WHO mengonfirmasi bahwa ada 15 negara yang meminta pertemuan tersebut segera dilaksanakan.
"Kami ingin memberdayakan WHO dan menyerukan pihak Israel untuk tidak menargetkan sektor medis. Kami ingin mengizinkan pasokan medis yang berkualitas baik," ucap Pengamat Tetap Palestina untuk PBB di Jenewa, Ibrahim Khraishi.
Ibrahim juga berharap bahwa mereka bisa mengirim lebih banyak dokter ke Palestina.
Sebelumnya WHO juga telah memperingatkan akan bahaya penyebaran penyakit yang menurut pihaknya berisiko membunuh lebih banyak orang daripada pengeboman di Gaza. Kasus diare pada anak meningkat hingga sekitar 100 kali lipat dari tingkat normal.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "RS di Khan Younis Gaza Penuh, Korban Luka Membludak usai Serangan Baru Israel"