Ilustrasi warga Jepang (Foto: Khadijah Nur Azizah/detikHealth) |
Jepang memiliki angka obesitas sangat rendah, hanya 4,5 persen menurut Data The Global Obesity Observatory. Artinya, tingkat masyarakat pengidap penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, dan jenis kanker tertentu jauh lebih rendah di negara tersebut. Angka ini juga lebih rendah dibandingkan persentase tingkat obesitas di negara Amerika Serikat yang mencapai 43 persen.
Selain tingkat obesitas yang rendah, studi 2021 di European Journal of Clinical Nutrition melaporkan bahwa Jepang memiliki rata-rata harapan hidup terpanjang di antara semua negara G7. Apa sih rahasia kuncinya?
Seorang artis sekaligus YouTuber Jepang, Yoko Ishii, membeberkan sederet kebiasaan sehat yang menjadi rahasia kunci negara Jepang memiliki tingkat obesitas rendah.
1. Gaya Hidup Sehat Sejak Usia Sekolah Dasar
Ishii mengatakan penerapan pola hidup sehat di negara Jepang sudah dilakukan sejak usia sekolah dasar. Misalnya, seperti penerapan pendidikan kesehatan.
Secara khusus, anak-anak belajar tentang nutrisi di kelas ekonomi rumah tangga dan bahkan diajarkan resep khusus yang akan menyiapkan mereka untuk memiliki kebiasaan makan sehat pada kemudian hari.
"Di kelas kita masak juga, seperti di kelas IPA, kalian melakukan eksperimen. Kami benar-benar melakukannya dan menguasainya. Di sekolah, makanan dari SD hingga SMP disediakan makanan, jadi artinya, setiap hari ini, kita lihat set lengkap makan siangnya," ucapnya, dikutip dari Fox News.
"Ini berbeda di Amerika, tapi di sini, ada sup dan nasi putih dan kemudian beberapa hidangan lainnya dan terkadang makanan penutup dan seterusnya dengan susu, jadi kita belajar tentang keseimbangan dan apa yang harus kita makan dan apa yang tidak boleh dimakan," imbuhnya lagi.
2. Aktif Secara Fisik atau Berolahraga
Ishii menuturkan, sejak kecil masyarakat Jepang telah membentuk gaya hidup yang banyak melibatkan aktivitas fisik, bahkan mereka memilih berjalan kaki dibandingkan diantar ke sekolah. Apabila jarak sekolah terlalu jauh, biasanya siswa di Jepang lebih sering naik kereta api atau naik sepeda.
Ditambah lagi, siswa di Jepang aktif mengikuti kelas pendidikan jasmani yang tersedia di sekolah. Mereka juga rajin membersihkan gedung sekolah lantaran di Jepang tak ada petugas kebersihan.
"Saya kira ketika tumbuh dewasa, kita membangun sistem dalam diri kita untuk berolahraga, dan bergantung pada diri kita sendiri serta berpikir sendiri," imbuh Ishii.
3. Kesadaran Kesehatan dalam Program TV di Jepang
Begitu banyak kebiasaan kesehatan yang dibentuk oleh norma dan harapan budaya. Di Jepang, Ishii mengatakan ada pesan yang lebih unik terkait kesehatan. Misalnya, dalam acara TV di Jepang, terdapat kuis pengetahuan kesehatan dan nutrisi makanan.
"Kita harus mengetahuinya dan jika tidak, itu akan memalukan. Kami sangat bersemangat untuk mempelajarinya sehingga kami dapat bersaing dengan orang lain," kata Ishii.
Tak hanya itu, Jepang juga memberlakukan pemeriksaan fisik tahunan bagi masyarakat terhadap mereka yang memenuhi syarat berusia 40 hingga 74 tahun.
Hal ini bertujuan untuk membantu mencegah penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup, khususnya yang berkaitan dengan sindrom metabolik, sekelompok penyakit kondisi terkait berat badan yang antara lain meliputi tekanan darah tinggi, resistensi insulin, dan peningkatan kolesterol jahat.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ternyata Ini Kunci Angka Obesitas di Jepang Rendah"